Laporan Cento Ventures menunjukkan bahwa nilai investasi perusahaan rintisan (startup) di wilayah Asia Tenggara mencapai US$14,2 miliar pada 2021 lalu. Tercatat, mayoritas pendanaan itu menyasar Indonesia dengan porsi sebesar 42%.
Ini artinya, pendanaan ke perusahaan rintisan Tanah Air sepanjang tahun lalu sekitar US$5,96 miliar atau sekitar Rp86,07 triliun (kurs US$1=Rp14.442)
Persentase itu masih menempatkan Indonesia di peringkat teratas dengani nilai pendanaan startup terbanyak di Asia Tenggara sejak 2017. Meski demikian, persentase nilai investasi tersebut menurun dibandingkan 2020 yang mencapai 68% dan 2019 yang mencapai 53%.
“Sementara Indonesia terus menarik bagian modal terbesar, Singapura dan Filipina meningkatkan pangsa mereka secara signifikan,” demikian dikutip dari laporan Cento Ventures bertajuk ‘SE Asia tech Investment 2021’ Rabu (27/4).
Adapun porsi nilai investasi ke startup di Singapura sebesar 34% pada tahun lalu. Sedangkan, porsi nilai investasi startup di Vietnam sebesar 10%.
Dari sisi porsi jumlah investasi ke startup, Indonesia masih selalu kalah dari Singapura sejak 2017. Pada tahun lalu, porsi jumlah investasi ke startup Tanah Air hanya sebesar 24%. Sedangkan, persentase jumlah investasi startup di Singapura yakni sebanyak 40%.
Secara total, Cento Ventures mencatat ada 942 kesepakatan investasi di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu. Jumlahnya melonjak dibandingkan 2020 sebanyak 700.
Di Asia Tenggara, kontributor terbesar yakni pendanaan skala besar atau lebih dari US$100 juta. Kesepakatan skala ini menyumbang 52% dari total investasi ke startup di kawasan.
(Baca: Investasi Startup di Asia Tenggara Capai US$14,2 M pada 2021, Sektor Fintech Terbesar)