Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi salah satu alternatif hunian yang dibeli dari pengembang atau bukan pengembang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019, keluarga yang tinggal di perkotaan dan perdesaan cenderung mengangsur Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per bulan. Sebanyak 44,32% rumah tangga memilih kategori tersebut.
Sementara itu, nominal yang paling minim peminat diangsur dengan besaran maksimal Rp 500 ribu per bulan. Hanya 6,94% rumah tangga yang mengangsur dengan besaran nominal tersebut.
Besaran angsuran KPR rumah tangga lebih bervariasi di daerah perkotaan dibandingkan perdesaan. Sebab pendapatan antar rumah tangga di perkotaan juga lebih besar dibanding perdesaan. Hal ini berbanding lurus dengan tipe hunian yang makin beragam pula, baik segi lokasi, desain hingga kualitas bangunan.