Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produksi tanaman biofarmaka atau tanaman obat-obatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1.461,85 ton pada 2020. Angka ini meningkat sekitar 11% dibandingkan tahun sebelumnya. Laos/lengkuas merupakan jenis tanaman biofarmaka yang paling banyak diproduksi di provinsi ini.
Produksi lengkuas mencapai 498,7 ton pada 2020. Kemudian produksi jahe menjadi produksi tanaman biofarmaka terbesar kedua sebanyak 350,1 ton. Disusul, produksi kunyit dan kencur masing-masing sebanyak 346,3 ton dan 255,8 ton.
Produksi tanaman obat-obatan di Bangka Belitung didominasi oleh Kabupaten Bangka yang mencapai 61,7% dari total produksi. Daerah penyumbang produksi tanaman obat-obatan terbesar berikutnya adalah Kabupaten Bangka Tengah sebesar 14,32%.
Kabupaten Bangka menjadi penghasil terbesar untuk tanaman obat-obatan, sama halnya dengan tanaman lainnya. Salah satu alasannya karena Kabupaten Bangka masih memiliki lahan yang luas dibandingkan dengan kabupaten lain.
Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan hingga kosmetik. Bagian dari tanaman ini yang biasa dikonsumsi atau digunakan seperti daun, batang, bunga, buah, umbi (rimpang) ataupun akar.
(Baca Selengkapnya: Jahe, Tanaman Biofarmaka dengan Produksi Terbesar di Jambi)