Ini Jenis Tanaman Biofarmaka yang Banyak Diproduksi Indonesia pada 2024

Tanaman biofarmaka merupakan tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik, dan kesehatan. Tanaman ini memiliki daun, batang, buah, umbi atau rimpang, hingga akar yang dapat dikonsumsi. 

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jahe menjadi tanaman biofarmaka yang paling banyak dihasilkan Indonesia. Volume produksinya mencapai 188,32 juta kilogram (kg) sepanjang 2024. 

Lalu tanaman biofarmaka yang banyak diproduksi berikutnya adalah kunyit seberat 176,11 juta kg. Diikuti kapulaga 127,82 juta kg, laos atau lengkuas 75,24 juta kg, dan jeruk nipis 59,06 juta kg.

Indonesia juga banyak menghasilkan serai, kencur, temulawak, temuireng, temukunci, lidah buaya, mahkota dewa, dan lainnya dengan volume seperti terlampir dalam grafik. 

Di samping itu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat, Indonesia memiliki sekitar 17.200 jenis tanaman yang sudah teridentifikasi. Namun hanya 21 yang telah diakui sebagai fitofarmaka atau obat tradisional terstandar ilmiah. 

Kepala BPOM Taruna Ikrar menilai, meskipun potensi tanaman obat di Indonesia sangat besar tetapi industri farmasi lokal belum serius menggarapnya.

"Padahal, tren gaya hidup dunia yang kembali mengarah ke alam membuka peluang bagi obat berbahan herbal, termasuk untuk pengobatan berbagai penyakit," kata Ikrar dalam acara Intensifikasi Asistensi Regulatori Obat yang disaksikan secara daring, Selasa (25/2/2025). 

(Baca: Daftar Komoditas yang Dibisniskan Perusahaan Hortikultura RI 2023)