Selama dua bulan terakhir elektabilitas pasangan calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandiaga) mengalami turun naik. Namun, tidak banyak mengubah selisih elektabilitas kedua pasangan tersebut di mana Jokowi-Ma’ruf masih unggul dengan selisih di atas 20% suara.
Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA yang dilakukan pada November 2018 elektabilitas Jokowi-Ma’ruf meraih 53,2% suara sementara kompetitornya hanya 31,2% suara. Sisanya, 15,6% suara tidak memberikan jawaban/merahasiakan pilihannya. Sehingga butuh kerja keras bagi tim kampanye Prabowo-Sandiaga untuk mengejar ketertinggalannya dalam empat bulan menjelang pemilihan presiden 17 April 2019.
Selaku petahana, Jokowi diuntungkan karena beberapa program utamanya sudah dikenal luas hingga di atas 50%. Enam program tersebut antara lain Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat(KIS) beras sejahtera (rastra), pembangunan infrastruktur, serta pembagian sertifikat tanah. Sementara pesaingnya, selama dua bulan kampanye belum berkesempatan mempopulerkan programnya untuk dikenal di masyarakat hingga di atas 50%. Pasangan penantang Jokowi tersebut baru sebatas mengkritik kebijakan pemerintah tanpa memberikan solusi dan program yang akan dilakukan.