Menurut temuan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan turun setelah ia mendeklarasikan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pasangannya dalam Pemilu 2024.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan, elektabilitas Anies menurun dari 19,7% pada Agustus 2023, menjadi 14,5% pada September 2023.
"Elektabilitas Anies mengalami tren penurunan. Ironisnya, (penurunan ini) terjadi setelah deklarasi capres-cawapres pasangan Anies," kata Adjie dalam konferensi pers daring di akun YouTube LSI Denny JA, Senin (2/10/2023).
Adjie mengatakan, survei ini dilakukan dua hari setelah deklarasi Anies-Cak Imin.
Adapun berdasarkan temuan riset kualitatif LSI Denny JA, Adjie melanjutkan, ada dua faktor yang menyebabkan elektabilitas Anies menurun.
Pertama, kata Adjie, kritik Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal pemimpin yang tidak memegang janji. Menurut Adjie, pernyataan SBY itu ditujukan bagi duet Anies dan Cak Imin.
Kedua, Adjie mengatakan, Cak Imin kalah populer dan kurang disukai dibanding Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"AHY memiliki popularitas di angka 65,9%, sementara Cak Imin hanya di angka 49%. Begitu pula dengan AHY yang memiliki tingkat kesukaan 68,3%, sedangkan Cak Imin yang suka 61,5%," kata Adjie.
LSI Denny JA juga memaparkan hasil simulasi survei elektabiiltas tiga nama bacapres pada September 2023. Prabowo tercatat unggul dengan elektabilitas 39,8%, diikuti Ganjar Pranowo 37,9%, dan Anies Baswedan 14,5%.
Elektabilitas Prabowo dan Ganjar pada September 2023 sama-sama meningkat dibanding hasil survei Agustus 2023.
"Prabowo masih perkasa di urutan pertama di angka 39,8%, kemudian disusul Ganjar Pranowo capres dari PDIP dengan angka 37,9%, kita lihat ini selisih tipis ya, tidak terlalu signifikan perbedaannya. Tapi angka absolut Prabowo masih di atas Ganjar, sedangkan Anies sendiri di angka di angka 14,5%," kata Adjie.
Survei LSI Denny JA ini dilakukan pada 4-12 September 2023 terhadap 1.200 responden di Indonesia. Sampel survei dipilih menggunakan metode multi-stage random sampling.
Pengambilan data dilakukan menggunakan metode wawancara tatap muka dengan kuesioner. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9%.
(Baca: Elektabilitas Anies Unggul di Kalangan Pendukung Aksi Bela Islam 212)