Sebanyak 2,6 juta penduduk Afganistan mengungsi dari negaranya hingga akhir 2020. Jumlah itu menjadi yang terbanyak ketiga di dunia, setelah Suriah dan Venezuela yang masing-masing sebesar 6,7 juta orang dan 3,9 juta orang.
Jumlah penduduk Afganistan yang mengungsi pun diperkirakan semakin banyak pada tahun ini. Terlebih, setelah Taliban kembali berkuasa di Afganistan sejak 15 Agustus 2021.
Penduduk Afganistan khawatir akan terjadi konflik atau serangan besar setelah Taliban berkuasa. Ini berkaca dari rezim Taliban pada medio 1990-an, sebelum akhirnya lengser pada 2001.
Setelah Afganistan, jumlah pengungsi paling banyak berikutnya berasal dari Sudan Selatan, yakni 2,2 juta orang. Myanmar menyusul setelahnya karena ada 1,1 juta orang yang mengungsi. Lalu, ada 800 ribu pengungsi masing-masing dari Republik Demokratik Kongo, Somalia, dan Sudan.
Sebanyak 600 ribu orang dari Republik Afrika Tengah dan 500 ribu orang dari Eritrea pun terpaksa meninggalkan negaranya. Ini disebabkan oleh konflik, kekerasan, atau persekusi yang mengancam ras, agama, pendirian politik, atau stasus sosial penduduk tersebut.
(Baca: Sebelum Kudeta Militer, Demokrasi Myanmar Terus Memburuk)
Sementara itu, jumlah pengungsi secara global tercatat sebanyak 82,4 juta pada 2020. Angka itu terdiri dari pengungsi (refugee), pencari suaka (asylum-seeker), dan pengungsi internal (internally displaced people/IDP).