Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024 menurun.
Hal ini terlihat dari dua survei yang digelar LSI pada Februari 2024. Pertama, survei pasca-pencoblosan atau exit poll tanggal 14 Februari 2024. Kedua, survei nasional periode 19-21 Februari 2024.
Dalam hasil exit poll (14 Februari 2024), proporsi responden yang puas terhadap penyelenggaraan Pemilu 2024 mencapai 94,5% (terdiri dari 42,4% sangat puas dan 52,1% cukup puas).
Namun, dalam hasil survei nasional (19-21 Februari 2024), proporsi yang puas turun menjadi 83,6% (terdiri dari 22,5% sangat puas, dan 61,1% cukup puas).
Seiring dengan itu, kelompok responden yang tidak puas pun meningkat seperti terlihat pada grafik.
Menurut Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, kepuasan publik menurun karena banyak beredar berita negatif usai hari pencoblosan Pemilu 2024.
Beberapa contoh berita negatif itu adalah Sistem Informasi Rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (Sirekap KPU) yang bermasalah, adanya pemungutan suara ulang di sejumlah daerah, dan sebagainya.
"Misalnya kami survei 10 hari lagi, mungkin tingkat kepuasannya turun lagi, kalau berita tentang masalah-masalah negatif pemilu masih berlanjut," kata Djayadi dalam paparan surveinya secara daring, Minggu (25/2/2024).
Survei nasional LSI melibatkan 1.211 responden berusia 17 tahun ke atas, yang diasumsikan mewakili 83% dari total populasi nasional.
Penarikan sampel menggunakan teknik pembangkitan nomor telepon secara acak atau random digit dialing (RDD) yang sudah divalidasi. Responden terpilih kemudian diwawancarai lewat telepon.
Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%, dengan asumsi sampel random sampling.
(Baca: Daftar Masalah Pemilu 2024, dari TPS Telat Buka sampai Intimidasi)