KPK Terima 5.079 Aduan Dugaan Korupsi pada 2023, Terbanyak dari Jakarta

Politik

Lite

Nabilah Muhamad 17/01/2024 12:06 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Jumlah Laporan Pengaduan Masyarakat yang Diterima KPK Menurut Wilayah (2023)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

KPK Terima 5.079 Aduan Dugaan Korupsi pada 2023, Terbanyak dari Jakarta

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Jumlah Laporan Pengaduan Masyarakat yang Diterima KPK Menurut Wilayah (2023)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Berdasarkan laporan Kinerja dan Capaian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tahun 2023, terdapat 5.079 aduan terkait dugaan korupsi yang diterima komisi antirasuah pada tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, 690 aduan tidak dapat ditindaklanjuti lantaran kurangnya bukti untuk dilanjutkan ke proses penyelidikan. Kemudian aduan-aduan tersebut diarsipkan oleh KPK.

Sementara ada 4.389 pengaduan dugaan korupsi yang tengah diverifikasi oleh tim pengaduan masyarakat.

"Selanjutnya dari jumlah tersebut, 1.962 aduan dalam proses penelaahan," kata Ketua KPK Sementara Nawawi Pomolango dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (16/1/2024).

Menurut wilayahnya, pengaduan masyarakat paling banyak datang dari DKI Jakarta dan Pusat, dengan 759 aduan sepanjang 2023.

Kemudian disusul oleh Jawa Barat sebanyak 483 aduan, Jawa Timur 430 aduan, Sumatera Utara 354 aduan, dan Jawa Tengah dengan 270 aduan.

"Dalam penanganan perkara tersebut, KPK di antaranya melakukan delapan operasi tangkap tangan," kata Nawawi.

Editor : Erlina F. Santika