Menurut survei Indikator Politik Indonesia, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi kandidat terkuat dalam simulasi pemilihan calon gubernur (cagub) DKI Jakarta.
Dalam simulasi menggunakan sistem pertanyaan terbuka (top of mind), mantan Gubernur DKI Jakarta itu meraih elektabilitas tertinggi, yakni 12,6%. Kemudian di bawahnya ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas 7,4%.
"Kami tidak memberi pilihan jawaban apa pun, siapa calon gubernur menurut preferensi warga DKI Jakarta, itu ada 12,6% yang secara spontan menyebut Ahok," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers virtual di kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Kamis (11/5/2023).
Ada pula 6,2% responden yang secara spontan memilih Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sebagai cagub DKI Jakarta. Kemudian, Anies Baswedan meraih suara 6%, dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono 4,4%.
Nama Ketua Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, juga muncul dengan elektabilitas 3,7%, diikuti politikus Nasdem Ahmad Sahroni 3,5%, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka 3,1%, dan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria 2,2%. Sementara, tokoh lainnya memiliki elektabilitas di bawah 1%.
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 2.060 responden di DKI Jakarta. Seluruh responden berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah pada saat pelaksanaan survei, yakni 24 Februari-3 Maret 2023.
Penarikan sampel dilakukan menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 3,5% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Indikator Politik: Elektabilitas Anies Sebagai Capres Paling Unggul di DKI Jakarta, Kalahkan Ganjar dan Prabowo)