Menurut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD terus menurun selama September-November 2023.
Hal itu berbanding terbalik dengan dua pesaingnya, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang elektabilitasnya menguat.
Dalam survei simulasi pemilihan tiga pasangan calon, elektabilitas Ganjar-Mahfud sempat mencapai 36,9% pada September 2023, tapi turun jadi 28,6% pada November 2023.
Menurut Peneliti LSI Denny JA Adjie Al Faraby, merosotnya suara pasangan tersebut dipengaruhi aksi kubu Ganjar yang kerap menyerang Presiden Jokowi.
"Karena (kubu Ganjar) semakin menyerang Jokowi, ternyata dukungannya dari pemilih yang puas terhadap Jokowi justru mengalami penurunan," kata Adjie dalam presentasinya di kanal YouTube LSI Denny JA, Senin (20/11/2023).
Pada Oktober 2023, basis pemilih Ganjar-Mahfud dari kelompok responden yang puas terhadap kinerja Jokowi sempat mencapai 39,4%. Tapi, angkanya turun jadi 31,9% pada November 2023.
Adjie menilai, melemahnya suara Ganjar-Mahfud juga dipengaruhi jejak kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah selama 10 tahun yang masih menyisakan kemiskinan.
(Baca: Ganjar Pimpin Jawa Tengah 10 Tahun, Apa Kemiskinan Berkurang?)
Di sisi lain, elektabilitas Prabowo-Gibran menguat meski sempat menyusut. Pada September 2023 pasangan ini meraih elektabilitas 39,3%, lalu turun jadi 36,8% pada Oktober 2023, dan memantul lebih tinggi jadi 40,3% pada November 2023.
"Pasangan ini mengalami kenaikan, karena kritik-kritik dengan alasan dinasti, KKN, dan yang menyerang personal Gibran dianggap tidak kompeten dan lain-lain, itu ternyata tidak punya efek elektoral," kata Adjie.
Adjie menilai sentimen positif terhadap Prabowo-Gibran lebih kuat dibanding sentimen negatifnya.
Begitu pula pasangan Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya konsisten naik, dari 15% pada September 2023 menjadi 20,3% pada November 2023.
"Dari data yang kami temukan, pemilih yang pergi dari Ganjar saat ini banyak yang kemudian datang ke Anies," kata Adjie.
Responden yang belum memutuskan pilihan atau swing voters angkanya juga meningkat, dari 8,8% pada September 2023 menjadi 10,8% pada November 2023.
Survei LSI Denny JA ini melibatkan 1.200 responden dari berbagai wilayah Indonesia. Sampel dipilih menggunakan metode multistage random sampling.
Pengambilan data dilakukan pada 6-13 November 2023 menggunakan metode wawancara tatap muka dengan kuesioner. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) +/- 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca juga: Disebut Kena "Jokowi' Effect", Prabowo-Gibran Unggul di Jatim dalam Survei ARCI)