Uranium dimengerti sebagai bahan utama pembuatan bom. Namun di samping itu, uranium ternyata dapat menghasilkan energi listrik yang sangat besar.
World Nuclear Association (WNA) merilis daftar produsen uranium dunia pada 2022. Raja uranium adalah Kazakhstan dengan volume produksi 21.227 ribu ton sepanjang tahun lalu.
Meski Kazakhstan tercatat yang paling besar, volume itu sebenarnya sudah turun dari 2021 yang sebesar 21.819 ton. Bahkan pada 2016 lalu negara ini bisa memproduksi hingga 24.689 ton, menjadi rekor produksi selama 10 tahun terakhir.
Urutan kedua adalah Kanada dengan volume produksi sebesar 7.351 ton pada 2022. Angka ini naik cukup signifikan dari 2021 yang sebesar 4.693 ton.
Selanjutnya ada Namibia dengan volume produksi sebesar 5.613 ton. Capaian ini juga menurun dari 2021 yang sebesar 4.693 ton.
Keempat, Australia, dengan volume produksi 4.553 ton. Volume ini naik dari 2021 yang sebesar 4.192 ton.
Kelima, Uzbekistan, yang diestimasikan memproduksi sebesar 3.300 ton. Sayangnya volume estimasi ini menurun dari sebelumnya yang sebesar 3.520 ton.
"Sekitar dua pertiga produksi uranium dunia dari pertambangan energi itu berasal dari Kazakhstan, Kanada, dan Australia," tulis WNA yang dikutip pada Rabu (1/11/2023).
Pada 2022, Kazakhstan memproduksi uranium terbesar dari tambang setara 43% pasokan dunia, diikuti oleh Kanada (15%), dan Namibia (11%).
Peningkatan jumlah uranium dihasilkan melalui in situ leaching. In situ leaching merupakan proses penambangan yang digunakan untuk memulihkan mineral seperti tembaga dan uranium melalui lubang bor yang dibor ke dalam deposit.
Secara total, volume produksi dari produsen dunia terakumulasi sebesar 49,35 ribu ton pada 2022. Angka ini meningkat cukup besar dari 2021 yang sebesar 47,8 ribu ton.
(Baca juga: Jepang, Negara Produsen Energi Nuklir Terbesar ke-8 di Dunia)