Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor dan impor Indonesia pada 2022 melonjak hingga mencapai rekor tertinggi dalam sedekade terakhir.
Nilai ekspor Indonesia sepanjang 2022 mencapai US$291,97 miliar, melonjak 26,07% (year-on-year/yoy) dibanding 2021 yang besarnya US$231,6 miliar.
Penguatan kinerja ini ditopang nilai ekspor nonmigas yang naik 25,8% (yoy) menjadi US$275,95 miliar pada 2022, sedangkan ekspor migas naik 30,82% (yoy) menjadi US$16,02 miliar.
Nilai impor nasional sepanjang 2022 juga naik 21,07% (yoy) menjadi US$237,52 miliar. Rinciannya, nilai impor migas meningkat 58,31% (yoy) ke US$40,41 miliar, dan impor nonmigas naik 15,5% (yoy) menjadi US$197,1 miliar.
(Baca: Ekspor dan Impor RI Menguat sejak Pandemi sampai Akhir 2022)
Kendati perdagangan luar negeri Indonesia menunjukkan tren penguatan, Bank Dunia memprediksi kinerjanya akan melemah pada tahun ini karena turunnya permintaan ekspor.
Dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Desember 2022, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melemah dari 5,2% pada 2022 menjadi 4,8% pada 2023.
"Permintaan global yang melemah dapat merugikan kinerja ekspor Indonesia dan mengurangi aliran investasi asing. Pengetatan moneter global juga dapat memicu keluarnya arus modal yang lebih besar, serta depresiasi rupiah yang kemudian memicu inflasi," kata Bank Dunia dalam laporan tersebut.
(Baca: Bank Dunia Prediksi Ekonomi Indonesia Melemah pada 2023)