Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan industri tekstil, alas kaki, dan furnitur bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada 2023 karena permintaannya menurun.
"Pasti melakukan PHK pada tahun depan, bukannya 'akan' lagi," kata Wakil Ketua Apindo Shinta Widjaja Kamdani, dilansir Katadata, Rabu (21/12/2022).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor industri tekstil dan furnitur tahun ini memang melemah, namun industri alas kaki justru menguat.
Berikut rincian volume ekspor tiga industri tersebut di periode Januari-September 2022, beserta persentase perubahannya dibanding Januari-September tahun lalu (year-on-year/yoy):
- Industri tekstil: 1,18 juta ton, turun 14,52% (yoy)
- Industri furnitur: 486,03 ribu ton, turun 4,49% (yoy)
- Industri kulit dan alas kaki: 337,48 ribu ton, naik 34,28% (yoy)
Kendati volume permintaannya bervariasi, nilai perdagangan luar negeri dari tiga industri tersebut sama-sama meningkat.
Berikut rincian nilai ekspor mereka selama periode Januari-September 2022, beserta persentase perubahan tahunannya:
- Industri tekstil: US$3,38 miliar, naik 1,61% (yoy)
- Industri furnitur: US$2,19 miliar, naik 7,05% (yoy)
- Industri kulit dan alas kaki: US$6,88 miliar, naik 36,33% (yoy)
Data ini mengindikasikan adanya kenaikan harga komoditas tekstil dan furnitur Indonesia di pasar internasional. Sebab, meski volume ekspornya berkurang, nilai perdagangannya malah lebih tinggi dibanding Januari-September 2021.
Grafik di atas juga menunjukkan, sejak awal tahun sampai akhir kuartal III 2022 permintaan ekspor industri alas kaki Indonesia tetap tinggi, bahkan signifikan lebih kuat dibanding tahun lalu.
(Baca: Di Tengah Ancaman PHK, Ekspor Industri Alas Kaki Menguat sampai Kuartal III 2022)