Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, volume ekspor nikel Indonesia mencapai 984,97 juta kilogram (kg) sepanjang Januari-Oktober 2023.
Volume itu melambung 61,19% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar 611,06 juta kg pada Oktober 2022.
Adapun akumulasi nilai pada sepuluh bulan pertama 2023 mencapai US$5,74 miliar, naik 23,45% (yoy) yang sebesar US$4,65 miliar pada Januari-Oktober 2022.
China menjadi pembeli nikel Indonesia terbanyak, yakni 867,09 kg pada Januari-Oktober 2023. Pembeliannya naik hingga 68,96% (yoy) yang sebesar 513,18 kg pada 2022.
Adapun nilai ekspor dari China mencapai US$4,14 miliar pada Januari-Oktober 2023, naik 20,56% (yoy) dari 2022 sebesar US$3,43 miliar.
Pembeli terbanyak kedua adalah Jepang dengan volume 76,31 juta kg. Volumenya 22,19% (yoy) yang sebesar 62,45 juta kg pada Oktober 2022.
Selanjutnya ada Norwegia dengan volume 31,18 juta kg pada Oktober 2023. Ekspor ke Norwegia meroket hingga 524,5% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar 4,99 juta kg.
Menariknya, Belanda juga turut memboyong nikel Indonesia cukup banyak, yakni 6,88 juta kg pada periode 2023. Pada 2022, negara ini tak memesan nikel dari Indonesia.
Sementara negara tetangga yang membeli nikel Indonesia ada Malaysia dan Singapura. Adapun Brasil menempati posisi buntut dalam daftar ini dengan volume 2.010 kg, terbang 16.650% dari sebelumnya yang hanya dikirim 12 kg.
Berikut 10 negara tujuan utama ekspor nikel Indonesia pada Januari-Oktober 2023:
- China 867.095.631 kg
- Jepang 76.313.546 kg
- Norwegia 31.182.206 kg
- Belanda 6.889.372 kg
- Korea Selatan 2.818.261 kg
- Taiwan 207.595 kg
- Malaysia 188.691 kg
- India 140.306 kg
- Singapura 138.818 kg
- Brasil 2.010 kg
(Baca juga: Tren Penurunan Harga Acuan Nikel RI Berlanjut hingga Awal 2024)