Volume ekspor minyak sawit bulan Januari 2022 mencapai 2,17 juta ton atau mengalami penurunan 11,4%. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan ekspor minyak sawit pada Desember 2021 mencapai 2,46 juta ton.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, mengungkapkan penurunan ekspor di bulan Januari merupakan pola musiman, tetapi juga diperkirakan karena produksi yang sangat terbatas serta dipicu harga yang sangat tinggi.
Adapun perubahan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan beberapa negara, seperti China yang menurun 149 ribu ton, Pakistan turun 108 ribu ton, sementara India naik sebesar 97 ribu ton.
Seiring dengan ekspornya yang turun, GAPKI mencatat stok minyak sawit dan inti sawit akhir Januari mengalami kenaikan menjadi 4,67 juta ton. Pada awal Januari, stoknya mencapai 4,12 juta ton.
Konflik Rusia-Ukraina telah mendorong naiknya harga minyak bumi lebih dari US$100/barrel. Dengan begitu, kondisi tersebut akan menambah beban pemerintah dan juga negara-negara lain.
Dalam pasar minyak nabati, GAPKI memperkirakan semester pertama 2022 akan terjadi defisit pasokan, sehingga mendorong naiknya harga minyak nabati.
"Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengatur secara bijak penggunaan dalam negeri dan ekspor minyak sawit untuk menjaga neraca perdagangan nasional. Bagi pekebun, peningkatan efisiensi dan produksi merupakan dua hal yang harus terus menerus diupayakan", tulis Mukti dalam siaran pers (11/3/202).
(Baca Juga: Indonesia Eksportir Kelapa Sawit Terbesar Dunia Tahun 2020)