Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia turun 2,46% menjadi US$2,4 miliar pada November 2022 dibanding bulan sebelumnya seiring turunnya beberapa harga komoditas global serta berkurangnya volume. Secara tahunan, nilai ekspor turun 5,58% dibanding periode yang sama November 2021.
Rinciannya, nilai ekspor nonmigaa turun 1,94% menjadi US$22,99 miliar pada November 2022 dibanding bulan sebelumnya dan nilai ekspor migas merosot 11,85% menjadi hanya US$1,13 miliar pada bulan lalu.
Secara akumulasi sepanjang periode Januari-November 2022, total nilai ekspor mencapai US$268,18 miliar atau setara Rp4,16 kuadriliun. Nilai tersebut meningkat 28,16% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan sepanjang periode Januari-November 2022 tumbuh 18,59% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year to date/ytd). Demikian pula ekspor hasil pertanian, kehutanan dan perikanan naik 12,44% (ytd), dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 74,15% (ytd).
Demikian pula nilai impor Indonesia juga turun 0,91% menjadi US$18,96 miliar pada November 2022 dibanding bulan sebelumnya. Nilai impor tersebut juga turun 1,89% dibandingkan dengan November 2021.
Namun, secara akumulasi sepanjang Januari-November 2022, nilai impor Indonesia meningkat 24,45% menjadi US$217,58 miliar.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada November 2022 mengalami surplus US$5,16 miliar dan secara akumulasi dalam 11 bulan pertama tahun ini juga surplus US$50,59 miliar.
Sebagai informasi, nilai perdagangan Indonesia sepanjang periode Januari-November 2022 mencapai US$485,76 miliar.
(Baca: Ekspor-Impor RI September 2022 Turun, tapi Masih Lebih Tinggi dari Tahun Lalu)