Banjirnya impor besi dan baja menjadi salah satu pemicu melebarnya defisit neraca perdagangan Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik nilai impor besi dan baja sepanjang 2018 meningkat 28,31% menjadi US$ 10,25 miliar dibanding tahun sebelumnya dan berkontribusi sebesar 6,45% dari total impor nonmigas nasional. Nilai tersebut merupakan yang tertinggi dibanding golongan barang (HS) lainnya seperti plastik dan barang dari plastik maupun kendaraan dan bagiannya seperti terlihat pada grafik di bawah ini.
Seperti diketahui neraca perdagangan nasional sepanjang 2018 mengalami defisit US$ 8,56 miliar dibanding tahun sebelumnya surplus US$ 11,84 miliar. Tumbuhnya nilai impor sebesar 20,15 % menjadi US$ 188,63 miliar sedangkan nilai ekspor hanya meningkat 6,65% menjadi US$ 180,06 miliar membuat neraca dagang Indonesia defisit menyentuh level terburuk sepanjang sejarah.
Menyusutnya surplus ekspor nonmigas dampak dari kuatnya permintaan domestik yang dibarengi dengan tumbuhnya defisit neraca migas menjadi pemicu defisit neraca dagang Indonesia. Tiongkok masih menjadi negara terbesar asal impor barang nasional dengan nilai US$ 45,25 miliar tumbuh 27,41% dari tahun sebelumnya US$ 35,51 miliar.