Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan volume ekspor industri logam dasar mencapai 12,37 juta ton sepanjang periode Januari-Agustus 2022. Volume tersebut meningkat 53,18% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya hanya 10,42 juta ton.
Besi/baja merupakan komoditas ekspor industri logam dasar dengan volume terbesar, yakni mencapai 9,96 juta ton sepenjang periode Januari-Agustus 2022. Volume tersebut porsinya mencapai 80,55% dari total ekspor industri logam dasar. Volume tersebut meningkat 9,94% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor komoditas industri logam dasar dengan volume terbesar berikutnya adalah logam dasar bukan besi dengan volume mencapai 1,49 juta ton sepanjang 8 bulan pertama tahun ini. Diikuti Nikel dengan volume 457,82 ribu ton, tembaga dengan volume 231,51 ribu ton, aluminium dengan volume 160,96 ribu ton.
Setelahnya ada Timah dengan volume mencapai 51,2 ribu ton, kemudian seng dengan volume 10,81 ribu ton, serta logam dasar mulia dengan volume 1,2 ribu ton.
Adapun ekspor logam dasar yang mencatat pertumbuhan terbesar sepanjang periode Januari-Agustus 2022 dibanding Januari-Agustus 2021 adalah sebagai berikut:
- Nikel: 591,12%
- Seng: 16,01%
- Besi/Baja: 9,94%
- Timah: 9,30%
- Tembaga: 3,43%
- Alumunium: 1,65%
- Logam Dasar Mulia: -5,74%
Sedangkan nilai ekspor industri logam dasar terbesar periode Januari-Agustus 2022 adalah sebagai berikut:
- Besi/Baja: US$19.143,48 ribu
- Nikel: US$3.587,07 ribu
- Tembaga: US$2.035,09 ribu
- Timah: US$1.794,16 ribu
- Logam Dasar Mulia: US$1.678,80 ribu
- Alumunium: US$557,83 ribu
- Seng: US$28,77 ribu
(Baca: Industri Logam Dasar Sumbang Investasi Asing Terbesar pada Semester I-2021)