Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sejumlah barang yang paling banyak diimpor ke Indonesia sepanjang 2024.
Berdasarkan kelompok barang Standard International Trade Classification (SITC) 1 digit, porsi terbesar didominasi oleh mesin dan alat angkutan sebesar US$72,77 miliar pada tahun lalu. Nilai ini berperan 31,15% terhadap total impor Indonesia.
BPS menjelaskan, nilai impor itu naik US$1,26 miliar (1,78%) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya ada kelompok minyak dan bahan bakar mineral sebesar US$40,66 miliar (17,40%); barang-barang buatan pabrik US$33,92 miliar (14,52%), bahan kimia dan produknya US$30,15 miliar (12,90 %), serta bahan makanan dan binatang hidup US$24,27 miliar (10,39%).
Selain itu, ada bahan baku dan hasil tambang hingga minyak nabati dan hewani dalam daftar 8 besar. Sementara barang lainnya terhimpun sebesar US$18,2 miliar.
Dalam perhitungan BPS, bila dibandingkan dengan nilai impor Januari-Desember 2023, persentase peningkatan yang cukup tinggi berasal dari kelompok minyak nabati dan hewani sebesar 32,93%; minuman dan tembakau 26,01%; serta bahan baku dan hasil tambang 15,64%.
Adapun secara akumulasi, nilai impor yang digabungkan dari migas dan nonmigas mencapai Rp233,65 miliar sepanjang 2024. Proporsi perannya, yakni migas sebanyak 15,52% dan nonmigas 84,48%.
Berikut daftar lengkap nilai impor menurut komoditas SITC-1 digit pada 2024:
- Mesin dan alat angkutan Rp72.772.500.000
- Minyak dan bahan bakar mineral Rp40.660.400.000
- Barang-barang buatan pabrik Rp33.927.100.000
- Bahan kimia dan produknya Rp30.150.100.000
- Bahan makanan dan binatang hidup Rp24.271.200.000
- Bahan baku dan hasil tambang Rp12.028.100.000
- Minuman dan tembakau Rp1.316.700.000
- Minyak nabati dan hewani Rp322.500.000
- Lainnya Rp18.210.100.000.
(Baca juga: Amerika Serikat Pemasok Utama Kedelai Indonesia, Ini Riwayatnya)