Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, akumulasi satwa liar yang diekspor oleh Indonesia berbobot 264 kilogram (kg) pada Januari-April 2024.
Volume ini turun 30,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar 382 kg. Adapun nilai ekspor pada Januari-April 2024 sebesar US$55,99 ribu atau turun 2,9% (yoy) dari sebelumnya US$57,67 ribu.
Jepang jadi tujuan utama ekspor satwa liar Indonesia dengan bobot 98 kg pada periode awal 2024. Volumenya turun 26,46% (yoy) dari periode 2023 yang sebesar 133 kg.
Meski turun secara bobot, ternyata nilainya tetap naik. Nilai ekspor Januari-April 2024 ke Jepang sebesar US$4,92 ribu, melonjak 126,69% (yoy) dari sebelumnya yang hanya US$2,17 ribu.
(Baca juga: Tren Risiko Kepunahan Spesies Indonesia 2018-2022)
Tujuan terbesar selanjutnya adalah India dan Libanon dengan bobot sama besar, 62 kg pada awal tahun ini. Namun nilainya berbeda, yakni sebesar US$18,95 ribu dari India dan US$15,58 ribu dari Libanon.
Selanjutnya ada Uzbekistan dengan volume impor satwa liar 20 kg. Disusul Republik Ceko 10 kg, Irak 7 kg, Norwegia 4 kg, dan Amerika Serikat 1 kg.
Berikut tujuan ekspor satwa liar Indonesia beserta bobot dan nilainya pada Januari-April 2024:
- Jepang 98 kg (US$4.922)
- India 62 kg (US$18.950)
- Libanon 62 kg (US$15.580)
- Uzbekistan 20 kg (US$1.040)
- Republik Ceko 10 kg (US$3.475)
- Irak 7 kg (US$10.050)
- Norwegia 4 kg (US$1.500)
- Amerika Serikat 1 kg (US$480).
(Baca juga: Ini Data Perburuan Ilegal Tumbuhan dan Satwa Liar RI 2018-2022)