Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-November 2022 Indonesia mengekspor kerupuk, keripik, peyek, dan sejenisnya ke puluhan negara dengan nilai total USD 35 juta.
Dalam periode tersebut komoditas ini paling banyak dibeli oleh Korea Selatan, dengan nilai transaksi sekitar USD 10,1 juta. Nilai pembeliannya juga naik sekitar 13% dibanding Januari-November 2021.
Produk kerupuk, keripik, dan peyek Indonesia juga banyak dibeli oleh Belanda, Tiongkok, Inggris, Malaysia, Amerika Serikat, Arab Saudi, Singapura, Taiwan, dan Jerman, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Namun, tak semua pembeliannya meningkat. Nilai ekspor kerupuk ke Taiwan turun 51,45%, Belanda turun 22,8%, Jerman turun 21,29%, Inggris turun 17,4%, Tiongkok dan Singapura juga turun di kisaran 8-9%.
Secara keseluruhan, nilai ekspor kerupuk nasional pada Januari-November 2022 turun sekitar 32% dibanding Januari-November tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sentra industri kerupuk dan sejenisnya berada di Pulau Jawa, yakni Tangerang, Indramayu, Semarang, Boyolali, Tulungagung, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Jember.
Wilayah-wilayah tersebut umumnya memproduksi kerupuk dari bahan dasar ikan, udang, tapioka, dan kulit sapi.
(Baca: Meski Nilai Ekspornya Naik, 3 Sektor Industri Ini Terancam PHK Massal)