Aktivitas pengiriman barang dengan kapal laut atau kargo laut internasional meningkat seiring berkembangnya arus perdagangan antarnegara.
Meski berdampak positif bagi perekonomian, aktivitas ini juga berdampak pada lingkungan, salah satunya berupa emisi karbon yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Menurut data International Energy Agency (IEA), emisi karbon yang dihasilkan aktivitas kargo laut internasional mencapai 646 juta metrik ton karbon dioksida (MTCO2) pada 2020. Aktivitas ini juga tercatat berkontribusi sekitar 2% terhadap emisi karbon global dari pembakaran energi pada 2020.
Untuk mengurangi emisi karbon dari sektor ini, IEA menargetkan peningkatan porsi konsumsi biofuel atau bahan bakar nabati bagi kapal-kapal kargo.
"Hampir tidak ada bahan bakar rendah karbon yang digunakan dalam pelayaran kargo internasional saat ini. Biofuel adalah satu-satunya alternatif bahan bakar non-fosil yang telah diadopsi, dan baru menyumbang 0,1% dari konsumsi energi final," ungkap IEA di situs resminya.
"Menurut kerangka kebijakan (net-zero emission) saat ini, penggunaan bahan bakar rendah dan nol karbon diproyeksikan mencapai sekitar 2% dari total konsumsi energi dalam pelayaran kargo internasional pada tahun 2030 dan 5% pada tahun 2050," lanjut IEA.
(Baca Juga: Ini Negara Penyumbang Emisi Karbon Terbesar pada 2021)