Pemerintah India resmi memberlakukan kebijakan larangan ekspor gandum mulai Jumat (13/5/2022).
Larangan itu dilakukan guna meredam kenaikan harga di dalam negerinya, sekaligus mengantisipasi penurunan produksi gandum akibat gelombang panas.
(Baca Juga: Meski Ada Perang, Produksi Gandum Global Masih Cukup Stabil)
Indonesia merupakan salah satu importir gandum dari India. Namun, sejak sebelum adanya larangan tersebut nilai impor Indonesia sudah turun signifikan hingga 94,9% (year-on-year/yoy) pada April 2022.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor gandum Indonesia dari India pada April 2021 mencapai 55,65 ribu ton. Namun, volumenya turun menjadi hanya 2 ribu ton pada April 2022.
Nilai impornya juga turun drastis dari US$15,34 juta pada April 2021, menjadi hanya US$780 ribu pada April 2022.
"Impor gandum Indonesia pada April 2022 ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan April 2021 atau secara year-on year", tegas Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).
Secara kumulatif, sepanjang 2021 realisasi impor gandum Indonesia dari India mencapai US$100,97 juta dengan volume 318,47 juta ton.
Pelarangan ekspor gandum India mulai Mei 2022 ini diperkirakan bukan hanya berdampak bagi Indonesia, namun juga secara global.
Pasalnya, India tercatat sebagai salah satu negara produsen gandum terbesar di dunia.
(Baca Juga: Imbas Larangan Ekspor Gandum oleh Dunia, Harga Gandum Global Tembus US$1.27,9 Per Bushel per 17 Mei 2022)