Pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Grobogan menunjukkan perkembangan yang menarik dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024, pengeluaran untuk kecantikan tercatat sebesar Rp 28.739 per kapita/bulan, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 20.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ini menunjukkan peningkatan kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap perawatan diri dan penampilan.
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Grobogan cenderung fluktuatif. Sempat mengalami penurunan turun 3.4% pada tahun 2019, kemudian melonjak tajam sebesar 31.2% pada tahun 2020. Selanjutnya, pertumbuhan cenderung stabil di angka 10.2%, 6.7%, dan 2.3% pada tahun 2021, 2022, dan 2023. Namun, di tahun 2024 terjadi lonjakan pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan prioritas konsumsi masyarakat Grobogan, yang semakin mengalokasikan dana untuk produk dan layanan kecantikan.
(Baca: Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan - US Wheat Futures Pagi Hari Diperdagangkan 506,5 Bushel (Jumat, 15 Agustus 2025))
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp 275.511, pengeluaran untuk kecantikan masih merupakan bagian kecil. Namun, dengan angka Rp 28.739, pengeluaran ini lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk sabun mandi yang hanya Rp 49.978. Ini menggambarkan bahwa masyarakat lebih memprioritaskan pengeluaran untuk produk kecantikan dibandingkan dengan kebutuhan dasar lainnya.
Dalam skala regional, peringkat Kabupaten Grobogan untuk pengeluaran kecantikan berada di posisi ke-25 di antara kabupaten/kota se-Jawa Tengah, dan peringkat ke-319 secara nasional. Di Pulau Jawa, Kabupaten Grobogan menempati urutan ke-90. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, Kota Salatiga menempati urutan pertama dengan pengeluaran untuk kecantikan mencapai Rp 75.091, diikuti Kota Semarang dengan Rp 74.653. Kabupaten Kudus berada di urutan ketiga dengan Rp 47.643.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota tetangga, data BPS menunjukkan beberapa perbedaan menarik. Misalnya, Kota Salatiga mencatat pengeluaran untuk kecantikan tahun 2024 sebesar Rp 75.091, namun mengalami penurunan pertumbuhan turun 13.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, Kota Semarang justru mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 36.8% dengan nilai pengeluaran Rp 74.653. Kabupaten Kudus juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 16.6% dengan pengeluaran Rp 47.643. Kabupaten Rembang mencatatkan pengeluaran sebesar Rp 42.569, dengan pertumbuhan 5.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Semarang mencatatkan pengeluaran sebesar Rp 40.780, dengan pertumbuhan 15% dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Konsumsi Protein per Kapita per Hari (Gram) di Perkotaan di Kep. Riau | 2024)
Kota Semarang
Berdasarkan informasi dari BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Semarang pada tahun 2024 mencapai Rp 1.322.997, tumbuh 12.6% dibandingkan tahun sebelumnya. Posisinya memuncaki ranking se-kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp 914.785, menunjukkan pertumbuhan 14.7%. Pertumbuhan ini mengindikasikan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat Kota Semarang.
Kota Salatiga
BPS mencatat, Kota Salatiga mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 1.315.195 pada tahun 2024, namun mengalami penurunan turun 14.4% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Kota Salatiga tetap menempati urutan kedua dalam ranking pengeluaran bukan makanan di Jawa Tengah. Untuk pengeluaran makanan, Kota Salatiga mencatatkan Rp 811.317, juga mengalami penurunan turun 5.5%. Penurunan ini menjadi anomali tersendiri jika dibandingkan dengan wilayah lain yang cenderung tumbuh.
Kota Magelang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Magelang mencapai Rp 980.996 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 1.8% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data BPS. Kota Magelang menempati urutan ketiga dalam ranking pengeluaran bukan makanan di Jawa Tengah. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 689.220, menunjukkan penurunan turun 6.6%. Meskipun pengeluaran bukan makanan tumbuh sedikit, penurunan pengeluaran makanan perlu menjadi perhatian.
Kota Surakarta
Data dari BPS menunjukkan, Kota Surakarta mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 942.391 pada tahun 2024, mengalami penurunan turun 3.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Surakarta berada di urutan keempat dalam ranking pengeluaran bukan makanan di Jawa Tengah. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 759.788, juga mengalami penurunan tipis turun 0.9%. Penurunan ini menunjukkan bahwa Kota Surakarta perlu melakukan upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat.