Hubungi KIC untuk permintaan data, riset, dan analisis. Hubungi sekarang »
AKecil
ASedang
ABesar
Hasil survei ekonomi nasional 2014, menempatkan rokok sebagai salah satu menu utama daftar pengeluaran masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia untuk makanan pada setiap bulannya, paling tinggi dialokasikan untuk belanja jenis makanan jadi. Proporsinya mencapai 12,56 persen. Urutan kedua, yaitu untuk belanja padi-padian sebesar 6,8 persen. Komponen rokok berupa tembakau dan sirih masuk urutan ketiga dengan proporsi sebesar 6 persen.
Tingginya belanja untuk makanan jadi ini terus mengalami peningkatan sejak 2004. Kondisi ini berbanding terbalik dengan berbagai jenis kebutuhan dapur lainnya yang mengalami tren penurunan, seperti untuk padi-padian, minyak lemak, telur, dan belanja lain jenis bumbu-bumbuan. Untuk rokok trennya terus meningkat meski tidak dalam persentase yang besar.
Dalam rilis BPS, rokok ini termasuk jenis komoditi makanan yang pengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan. Untuk jenis makanan, pengeluaran rokok ini berada di urutan kedua setelah belanja beras.