Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Batang pada 2024 tercatat sebesar Rp54.556 per kapita per bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 19,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2023 yang mengalami kontraksi turun 9.3 persen.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp245.628, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya menyumbang sekitar 22,2 persen. Namun, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kecantikan secara keseluruhan sebesar Rp40.729, pengeluaran untuk perawatan kulit justru lebih besar. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Kabupaten Batang memiliki perhatian khusus terhadap perawatan kulit.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Maluku 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Batang mengalami fluktuasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran ini terus meningkat dari tahun 2018 hingga 2022, mencapai pengeluaran tertinggi sebesar Rp50.343. Sempat mengalami penurunan di tahun 2023, namun kembali meningkat signifikan di tahun 2024. Kenaikan ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan kulit semakin meningkat.
Rata-rata pengeluaran masyarakat Kabupaten Batang untuk makanan jadi mencapai Rp265.329 per kapita sebulan, sedangkan untuk rokok dan tembakau sebesar Rp127.802. Pengeluaran untuk sabun mandi mencapai Rp60.737. Ini memperlihatkan bahwa alokasi dana untuk kebutuhan dasar dan kesenangan masih lebih besar dibandingkan untuk perawatan kulit. Walaupun demikian, peningkatan pengeluaran perawatan kulit tetap menjadi indikator yang menarik.
Dalam skala provinsi Jawa Tengah, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Batang menempati urutan ke-14. Sementara secara nasional, Kabupaten Batang berada di peringkat 250. Peringkat ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang masih besar.
Kota Semarang menunjukkan nilai pengeluaran perawatan kulit tertinggi di Jawa Tengah dengan nilai Rp95.594, mengalami pertumbuhan 28,8 persen. Kota Magelang berada di urutan kedua dengan nilai Rp95.520 dan pertumbuhan 9,4 persen. Kota Surakarta menempati posisi ketiga dengan nilai Rp88.833 dan pertumbuhan 29,4 persen. Sementara itu, Kota Tegal mencatatkan nilai Rp83.543 dengan pertumbuhan -8,6 persen. Kota Salatiga mencatatkan nilai Rp79.995 dengan pertumbuhan 16,2 persen.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di DI Yogyakarta 2018 - 2024)
Kota Semarang
Di Kota Semarang, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp1.322.997 pada 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 12,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menempatkan Kota Semarang pada peringkat pertama se-Jawa Tengah. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp914.785, tumbuh 14,7 persen dari tahun sebelumnya. Gabungan pengeluaran makanan dan non makanan mencapai Rp2.237.782, mengukuhkan posisi sebagai wilayah dengan pengeluaran tertinggi di Jawa Tengah.
Kota Salatiga
Kota Salatiga menunjukkan dinamika yang berbeda, dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.315.195 pada 2024, mengalami penurunan sebesar 14,4 persen. Meski demikian, kota ini tetap berada di peringkat kedua dalam hal pengeluaran bukan makanan. Rata-rata pengeluaran untuk makanan adalah Rp811.317, turun 5,5 persen. Total pengeluaran makanan dan non makanan mencapai Rp2.126.512. Walaupun mengalami penurunan pengeluaran, Salatiga masih menunjukkan tingkat konsumsi yang relatif tinggi dibandingkan daerah lain.
Kota Magelang
Kota Magelang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp980.996 pada tahun 2024, meningkat tipis sebesar 1,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat kota ini berada di posisi ketiga se-Jawa Tengah. Untuk pengeluaran makanan, rata-rata per kapita mencapai Rp689.220, mengalami penurunan sebesar 6,6 persen. Total pengeluaran makanan dan non makanan di Magelang mencapai Rp1.670.216. Meskipun pertumbuhan pengeluaran non makanan relatif kecil, Magelang tetap menunjukkan stabilitas ekonomi.
Kota Surakarta
Di Kota Surakarta, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp942.391 pada 2024, mengalami sedikit penurunan sebesar 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkatnya berada di posisi keempat di Jawa Tengah. Rata-rata pengeluaran untuk makanan mencapai Rp759.788, turun 0,9 persen. Total pengeluaran untuk makanan dan non makanan mencapai Rp1.702.178. Meskipun terjadi penurunan tipis, Surakarta tetap menjadi salah satu pusat ekonomi penting di Jawa Tengah.