Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Tambrauw mencapai Rp237.600 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 4.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa ini mencakup berbagai kebutuhan non-primer seperti kecantikan, perawatan, rokok dan tembakau, serta sabun mandi. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk kecantikan tercatat sebesar Rp25.399, makanan jadi Rp134.488, perawatan Rp43.308, rokok dan tembakau Rp130.210, serta sabun mandi Rp72.226. Pengeluaran ini menunjukkan alokasi dana masyarakat tidak hanya untuk kebutuhan dasar, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup dan memenuhi keinginan pribadi.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Kolombia 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Tambrauw mengalami peningkatan signifikan sejak tahun 2018. Dimulai dari Rp61.353 pada tahun 2018, terus meningkat menjadi Rp77.341 (2019), Rp99.304 (2020), Rp143.830 (2021), Rp179.235 (2022), dan mencapai Rp228.295 pada tahun 2023. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan 44.8 persen, menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat. Meski demikian, pertumbuhan tahun 2024 sedikit melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Papua Barat Daya, Kabupaten Tambrauw menempati urutan keempat dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa pada tahun 2024. Kabupaten Maybrat memiliki pengeluaran tertinggi dengan Rp444.395, disusul Kabupaten Sorong Rp373.346, dan Kota Sorong Rp332.460. Pertumbuhan pengeluaran Kabupaten Maybrat juga lebih tinggi, yaitu 2.4 persen, sementara Kabupaten Sorong dan Kota Sorong justru mengalami penurunan masing-masing turun 8.5 persen dan -15.2 persen.
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, urutan Kabupaten Tambrauw dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa berada pada peringkat ke-238 di seluruh Indonesia. Peringkat ini menunjukkan potensi peningkatan konsumsi dan diversifikasi ekonomi di Kabupaten Tambrauw. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pengeluaran antar wilayah, termasuk tingkat pendapatan, aksesibilitas, dan preferensi konsumen.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau di Kab. Mamuju Utara 2018 - 2024)
Kabupaten Maybrat
Kabupaten Maybrat menunjukkan performa yang kuat dalam berbagai indikator pengeluaran. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp1.160.975 pada tahun 2024, meningkat signifikan sebesar 44.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp1.058.541, tumbuh 13.6 persen. Namun, secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami penurunan turun 14.1 persen menjadi Rp2.219.517. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran alokasi dana masyarakat, meskipun pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan tetap tinggi dibandingkan kabupaten lain. Kabupaten Maybrat menduduki peringkat pertama se-Provinsi Papua Barat Daya dalam rata-rata pengeluaran untuk makanan.
Kota Sorong
Kota Sorong mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp809.463 pada tahun 2024, meningkat 11.7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, pengeluaran untuk bukan makanan sedikit menurun turun 0.2 persen menjadi Rp887.276. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan secara keseluruhan turun turun 9.1 persen menjadi Rp1.696.739. Kota Sorong berada di peringkat kedua se-Provinsi Papua Barat Daya dalam rata-rata pengeluaran untuk makanan dan peringkat kedua untuk non makanan. Perubahan ini mencerminkan adanya penyesuaian dalam pola konsumsi masyarakat Kota Sorong, dengan prioritas yang tetap tinggi pada sektor makanan dan bukan makanan.
Kabupaten Sorong
Kabupaten Sorong mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp821.696 pada tahun 2024, meningkat 12.7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk bukan makanan meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 19.9 persen menjadi Rp828.994. Namun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan secara keseluruhan mengalami penurunan turun 16.7 persen menjadi Rp1.650.691. Kabupaten Sorong berada di peringkat kedua se-Provinsi Papua Barat Daya dalam rata-rata pengeluaran untuk makanan, dan peringkat ketiga untuk non makanan. Peningkatan signifikan pada pengeluaran bukan makanan menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan sekunder masyarakat di Kabupaten Sorong.
Kabupaten Tambrauw
Kabupaten Tambrauw mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp688.089 pada tahun 2024, meningkat 18.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk bukan makanan juga meningkat signifikan sebesar 27.6 persen menjadi Rp484.456. Namun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan secara keseluruhan mengalami penurunan drastis turun 30 persen menjadi Rp1.172.545. Kabupaten Tambrauw menempati peringkat keempat se-Provinsi Papua Barat Daya dalam rata-rata pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Kenaikan pada pengeluaran makanan dan bukan makanan tidak mampu mengkompensasi penurunan total pengeluaran, sehingga memerlukan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor penyebabnya.