Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Banjarmasin pada 2024 tercatat sebesar Rp90.032/kapita/bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, setelah sempat mengalami penurunan pada 2023.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat Kota Banjarmasin untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp463.763/kapita/bulan, pengeluaran untuk sabun mandi hanya menyumbang sekitar 19,4%. Pengeluaran untuk sabun mandi juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran untuk kecantikan yang sebesar Rp53.752/kapita/bulan, namun jauh lebih rendah dibandingkan pengeluaran untuk makanan jadi yang mencapai Rp362.177/kapita/bulan.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Selatan 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Banjarmasin mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mengalami penurunan dari Rp74.315 pada 2018 menjadi Rp68.941 pada 2020, pengeluaran ini kemudian melonjak menjadi Rp83.913 pada 2021. Meski sempat mengalami sedikit penurunan pada 2023, pengeluaran untuk sabun mandi kembali mengalami kenaikan yang signifikan pada 2024.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa masyarakat Kota Banjarmasin tetap memberikan perhatian pada kebersihan diri, meskipun alokasi pengeluaran untuk sabun mandi relatif kecil dibandingkan kebutuhan lainnya. Kenaikan pada 2024 mengindikasikan adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya kebersihan atau perubahan preferensi konsumen terhadap produk sabun mandi.
Pada 2024, Kota Banjarmasin menduduki peringkat pertama untuk pengeluaran sabun mandi tertinggi di antara kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan. Secara nasional, Kota Banjarmasin berada di peringkat 74. Di Kalimantan, Kota Banjarmasin berada di posisi 19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Banjarbaru mencapai Rp999.000 pada 2024, mengalami penurunan 3,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Tanah Bumbu mencatatkan pengeluaran sebesar Rp940.270, tumbuh 10,2%. Kabupaten Tabalong mencatatkan pengeluaran Rp801.281, atau tumbuh 8,4%. Kabupaten Tapin menunjukkan pertumbuhan tertinggi, mencapai 18,6% dengan nilai Rp748.100. Kabupaten Kota Baru mengalami penurunan tipis 1,4% dengan nilai Rp688.511.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya Periode 2004 - 2024)
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Banjarbaru mencapai Rp1.868.538, turun 8,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara Kabupaten Tanah Bumbu mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,4% dengan nilai Rp1.829.769. Kabupaten Tabalong juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,7% dengan nilai Rp1.677.695. Kabupaten Tapin mengalami penurunan 2,3% dengan nilai Rp1.660.205. Kabupaten Kota Baru juga mengalami penurunan tipis 2,3% dengan nilai Rp1.500.528.
Kabupaten Tapin mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yaitu Rp912.105, meningkat tajam 28% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Tanah Bumbu berada di urutan kedua dengan Rp889.498, tumbuh 12,9%. Kabupaten Tabalong mencatatkan Rp876.414, tumbuh 3%. Kota Banjar Baru mencatatkan Rp869.539, sedikit berubah dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Kota Baru mencatatkan Rp812.017, tumbuh 5,8%.
Kabupaten Tabalong
Rata-rata pengeluaran bukan makanan di Kabupaten Tabalong menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Dengan pengeluaran tahun 2024 mencapai Rp801.281, pertumbuhan sebesar 8,4% menunjukkan bahwa masyarakat Tabalong semakin mampu mengalokasikan dana lebih untuk kebutuhan selain makanan. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi ekonomi dan kesejahteraan di tingkat rumah tangga.
Kabupaten Tapin
Kabupaten Tapin menunjukkan performa yang baik dalam pengeluaran untuk makanan. Pertumbuhan signifikan sebesar 28% membawa nilai pengeluaran ke angka Rp912.105 pada 2024. Pertumbuhan tinggi ini dapat mengindikasikan peningkatan akses terhadap pangan yang berkualitas atau perubahan pola konsumsi masyarakat ke arah makanan yang lebih bernilai gizi.
Kota Banjar Baru
Meskipun mengalami penurunan tipis sebesar 3,1%, Kota Banjar Baru tetap mencatatkan nilai tertinggi untuk rata-rata pengeluaran bukan makanan, yaitu Rp999.000. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Banjar Baru masih menjadi yang terdepan dalam hal kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan selain makanan. Posisi ini mengindikasikan tingkat kesejahteraan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan.
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu menunjukkan kinerja yang solid dalam pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan. Pertumbuhan yang positif pada kedua kategori menunjukkan keseimbangan yang baik dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan lain di luar makanan. Keseimbangan ini mencerminkan stabilitas ekonomi dan kemampuan masyarakat untuk berinvestasi dalam berbagai aspek kehidupan.