Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Purworejo pada 2024 tercatat sebesar Rp41.716/kapita/bulan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ini meningkat 5,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara perbandingan, pengeluaran untuk sabun mandi ini merupakan bagian kecil dari total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan masyarakat Purworejo untuk aneka barang dan jasa, yang mencapai Rp179.930. Pengeluaran untuk sabun mandi juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran untuk kecantikan (Rp26.598), namun lebih rendah dari pengeluaran untuk makanan jadi (Rp166.259), perawatan (Rp37.582), serta rokok dan tembakau (Rp90.951).
(Baca: Produksi Jeruk Siam Periode 2013-2023)
Data historis menunjukkan pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Purworejo mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Sempat tumbuh signifikan sebesar 15,2% pada 2021, namun kemudian sedikit mengalami penurunan sebesar 0,2% pada 2022. Pertumbuhan kembali terjadi pada 2023 dan berlanjut hingga 2024, meski tidak setinggi tahun 2021.
Pada 2024, Kabupaten Purworejo menduduki peringkat 34 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Tengah dalam hal pengeluaran untuk sabun mandi. Secara nasional, Kabupaten Purworejo berada di peringkat 478. Peringkat ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Purworejo masih relatif rendah dibandingkan daerah lain di Jawa Tengah dan Indonesia.
Dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, Kota Semarang memiliki pengeluaran sabun mandi tertinggi, yaitu Rp92.921 dengan pertumbuhan 15,6%. Kota Salatiga mencatatkan pengeluaran Rp89.800, namun mengalami penurunan -1,9%. Kota Surakarta berada di angka Rp79.570 dengan penurunan -6,4%. Kota Tegal mencatatkan Rp78.972 dengan penurunan -4,7%, dan Kabupaten Pati memiliki pengeluaran Rp69.132 dengan penurunan -14,2%.
Kota Semarang
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Semarang pada 2024 mencapai Rp1.322.997, meningkat 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.175.466,33. Kota ini menduduki peringkat pertama se-Jawa Tengah untuk kategori ini, menunjukkan tingkat konsumsi non-makanan yang tinggi di kalangan warganya. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp914.785, menempatkan Kota Semarang di peringkat pertama.
(Baca: Papua Barat Daya Catatkan Angka Partisipasi Kasar Tertinggi)
Kota Salatiga
Kota Salatiga menunjukkan anomali dalam pola konsumsi. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan justru mengalami penurunan turun 14,4%, dari Rp1.536.477,07 menjadi Rp1.315.195 pada 2024. Meskipun demikian, kota ini tetap berada di peringkat kedua se-Jawa Tengah untuk kategori ini. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp811.317, menempatkan Kota Salatiga di posisi kedua.
Kota Surakarta
Kota Surakarta mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp942.391 pada 2024. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, mengalami sedikit penurunan turun 3,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp978.669,55. Kota ini berada di peringkat keempat se-Jawa Tengah. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp759.788, menempatkan Kota Surakarta di peringkat ketiga.
Kota Tegal
Pengeluaran bukan makanan di Kota Tegal pada 2024 adalah Rp740.172, tumbuh 10,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, Kota Tegal berada di peringkat ke tujuh se-Jawa Tengah. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Tegal mencapai Rp749.532 pada 2024. Dengan angka tersebut, menempatkan Kota Tegal di peringkat keempat.