Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2024. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, pengeluaran mencapai Rp 43.117 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 11,6% dibandingkan tahun 2023, menandakan adanya peningkatan kesadaran atau kemampuan masyarakat dalam memprioritaskan perawatan kulit.
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten OKU sempat mengalami penurunan dari tahun 2018 hingga 2021. Dimulai dari Rp 30.523 pada tahun 2018, kemudian sedikit demi sedikit turun hingga mencapai titik terendah Rp 28.300 pada tahun 2021. Namun, sejak tahun 2022, terlihat adanya tren peningkatan yang cukup konsisten. Pada tahun 2023, pengeluaran tercatat sebesar Rp 38.635, dan terus meningkat hingga Rp 43.117 di tahun 2024.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Kiribati 2015 - 2024)
Peningkatan pengeluaran ini juga mencerminkan perubahan prioritas konsumsi masyarakat. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 198.513, pengeluaran untuk perawatan kulit masih tergolong kecil. Namun, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kecantikan yang mencapai Rp 29.808, alokasi untuk perawatan kulit menunjukkan perhatian khusus.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan, Kabupaten OKU berada di urutan ke-6 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024. Kota Palembang menempati urutan pertama dengan pengeluaran sebesar Rp 80.175, diikuti oleh Kota Lubuk Linggau dan Kota Prabumulih. Secara nasional, Kabupaten OKU menduduki peringkat ke-365.
Jika melihat pertumbuhan pengeluaran perawatan kulit pada tahun 2024 di beberapa kota lainnya, Kota Palembang mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu 24,9% dengan nilai pengeluaran Rp 80.175. Kota Lubuk Linggau juga mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 19,9% dengan nilai pengeluaran Rp 47.719. Sementara itu, Kabupaten Muara Enim mengalami pertumbuhan sangat tinggi sebesar 68%, meskipun nilai pengeluarannya Rp 45.978, masih di bawah Kota Palembang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten OKU pada tahun 2024 adalah Rp 524.026, sedikit turun 3,7% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 544.007,9. Meski sedikit turun, Kabupaten OKU menempati urutan ke-7 dari 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
(Baca: Harga Daging Sapi Kualitas 1 di Pasar Tradisional Periode Desember 2024-2025)
Kota Palembang
Kota Palembang menduduki peringkat pertama dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tertinggi di Sumatera Selatan pada tahun 2024, yaitu Rp 861.308. BPS mencatat angka ini tumbuh 10,5% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 779.490,85. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Palembang memiliki daya beli yang kuat untuk memenuhi kebutuhan non-makanan.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin menempati urutan kedua dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 629.974. BPS mencatat adanya pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 23,5% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 510.001,11. Pertumbuhan ini bisa jadi indikasi peningkatan kesejahteraan dan perubahan pola konsumsi masyarakat Musi Banyuasin.
Kota Prabumulih
Kota Prabumulih berada di urutan ketiga dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 626.343. BPS mencatat adanya pertumbuhan sebesar 7,5% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 582.881,33. Angka ini menunjukkan stabilnya pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat Kota Prabumulih.
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Muara Enim menempati urutan keempat dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 576.717. BPS mencatat pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu 29% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 447.063,95. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat Kabupaten Muara Enim yang cukup tinggi.