Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Kolaka mencapai Rp 133.333 per kapita per bulan pada tahun 2024.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Papua Tengah 2024 - 2024)
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat Kolaka, konsumsi rokok dan tembakau menyumbang porsi yang cukup signifikan.
Dari total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp 1.285.548, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 10,4 persen.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp 212.407, porsi rokok dan tembakau mencapai 62,8 persen.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Kolaka cenderung fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir.
Setelah mengalami kenaikan dari Rp 103.598 pada tahun 2018 menjadi Rp 128.636 pada tahun 2021, terjadi penurunan sebesar 16,1 persen pada tahun 2022 menjadi Rp 107.908.
Namun, kemudian kembali meningkat menjadi Rp 122.672 pada tahun 2023 dan mencapai angka tertinggi pada tahun 2024.
Peningkatan ini mengindikasikan adanya perubahan pola konsumsi atau faktor ekonomi lain yang mempengaruhi pengeluaran masyarakat untuk rokok dan tembakau.
Pengeluaran masyarakat Kolaka secara keseluruhan juga mengalami pertumbuhan.
Data BPS menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan meningkat dari Rp 1.101.765 pada tahun sebelumnya menjadi Rp 1.285.548 pada tahun 2024.
Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan atau perubahan prioritas pengeluaran masyarakat.
Secara peringkat, konsumsi rokok dan tembakau di Kabupaten Kolaka berada pada urutan ke-6 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Tenggara, dan urutan ke-238 secara nasional.
Di tingkat pulau Sulawesi, Kabupaten Kolaka berada pada urutan ke-23.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi rokok dan tembakau di Kabupaten Kolaka relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Tenggara maupun Indonesia.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe Utara mencatatkan nilai pengeluaran untuk rokok dan tembakau tertinggi pada tahun 2024, yaitu Rp 184.041, dengan pertumbuhan 6,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: Inflasi (Mom) (2018=100) di Sulawesi Utara Apr 2024 - Sep 2024)
Kabupaten Kepulauan Konawe berada di urutan kedua dengan nilai Rp 160.200 dan pertumbuhan 8,2 persen.
Sementara itu, Kabupaten Bombana mencatatkan nilai Rp 146.853, namun mengalami penurunan tipis sebesar 0,1 persen.
Kabupaten Konawe dan Kolaka Utara masing-masing mencatatkan nilai Rp 140.726 dan Rp 139.746, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 10,6 persen dan 16,6 persen.
Kota Kendari
Kota Kendari mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 1.013.733 pada tahun 2024, meningkat 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun pertumbuhan tidak terlalu signifikan, nilai ini tetap menjadi yang tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Sulawesi Tenggara.
Data menunjukkan bahwa Kota Kendari memiliki tingkat konsumsi barang dan jasa non-makanan yang lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya.
Hal ini sejalan dengan posisinya sebagai ibu kota provinsi dan pusat ekonomi.
Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Konawe Utara mengalami pertumbuhan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 31,5 persen, mencapai Rp 861.907 pada tahun 2024.
Kenaikan ini menempatkan Konawe Utara pada peringkat kedua tertinggi di Sulawesi Tenggara.
Pertumbuhan yang tinggi ini mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas ekonomi atau perubahan pola konsumsi masyarakat di Konawe Utara.
Kabupaten Kolaka Utara
Kabupaten Kolaka Utara juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 22,1 persen, mencapai Rp 859.737 pada tahun 2024.
Pertumbuhan ini menempatkan Kolaka Utara pada peringkat ketiga tertinggi di Sulawesi Tenggara.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan atau perubahan prioritas pengeluaran masyarakat di Kolaka Utara.
Kota Bau-Bau
Kota Bau-Bau mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 735.519 pada tahun 2024, meningkat 6,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun pertumbuhan tidak setinggi kabupaten lain, nilai ini tetap menempatkan Bau-Bau pada peringkat keempat tertinggi di Sulawesi Tenggara.
Posisi ini menunjukkan bahwa Kota Bau-Bau memiliki tingkat konsumsi barang dan jasa non-makanan yang cukup tinggi dibandingkan daerah lainnya.