Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran mencapai Rp87.668 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 34.5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan pengeluaran rokok dan tembakau ini cukup kontras jika dibandingkan dengan alokasi pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan lain. Tercatat, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp118.351. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi Rp72.641, kecantikan Rp9.392, perawatan Rp33.151, dan sabun mandi Rp40.052.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Tengah 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Manggarai Timur cenderung fluktuatif. Pada 2018, angkanya Rp35.407, kemudian naik menjadi Rp53.258 pada 2019. Sempat mengalami penurunan 15.7% pada 2020 menjadi Rp44.909, pengeluaran kembali melonjak menjadi Rp57.455 (2021), Rp72.217 (2022), dan sedikit turun menjadi Rp65.197 pada 2023 sebelum akhirnya mencatat pengeluaran tertinggi di tahun 2024.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di NTT, Manggarai Timur menduduki peringkat ke-2 dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada 2024. Kabupaten Manggarai Barat menempati posisi pertama dengan nilai Rp109.935. Sementara itu, secara nasional, Manggarai Timur berada di peringkat 450. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi rokok dan tembakau di Manggarai Timur yang cukup signifikan dibandingkan daerah lain di provinsi tersebut.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di NTT pada tahun 2024, Kabupaten Manggarai Barat mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau yaitu Rp109.935 dengan pertumbuhan 4.2%. Kemudian, Kabupaten Sabu Raijua berada di posisi ketiga dengan nilai Rp85.821 meski mengalami penurunan turun 3.5%. Kota Kupang berada di posisi keempat dengan nilai Rp84.348 dan pertumbuhan 1.3%. Kabupaten Ende menyusul dengan nilai Rp83.910 dan pertumbuhan 4.9%, serta Kabupaten Manggarai dengan nilai Rp83.624 dan pertumbuhan 6.9%.
(Baca: Persentase Pengangguran 2024 di Kabupaten Belu 5,41%)
Kota Kupang
Berdasarkan data BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kota Kupang mengalami penurunan dari Rp810.823.97 menjadi Rp792.892 pada tahun 2024. Penurunan ini setara dengan -2.2%. Meskipun demikian, Kota Kupang tetap menduduki peringkat pertama se-NTT dalam hal pengeluaran bukan makanan. Untuk pengeluaran makanan dan bukan makanan, tercatat peningkatan dari Rp1.378.405.72 menjadi Rp1.430.795, atau naik 3.8%, sekaligus mempertahankan posisi puncak di NTT. Namun, untuk pengeluaran makanan, terjadi kenaikan dari Rp567.581.75 menjadi Rp637.902, atau tumbuh 12.4%, dan berada di peringkat ketiga.
Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat menunjukkan peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan, dari Rp485.127.9 menjadi Rp498.135 pada tahun 2024, atau tumbuh 2.7%. Peningkatan ini menempatkan Manggarai Barat di peringkat kedua se-NTT. Rata-rata pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan juga mengalami kenaikan, dari Rp1.025.739.87 menjadi Rp1.053.768, atau tumbuh 2.7%. Untuk pengeluaran makanan sendiri, terjadi kenaikan dari Rp540.611.97 menjadi Rp555.633, atau tumbuh 2.8%, dan berada di peringkat ketujuh.
Kabupaten Sabu Raijua
Kabupaten Sabu Raijua mengalami peningkatan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan, melonjak dari Rp385.409.05 menjadi Rp481.157 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini mencapai 24.8%, merupakan yang tertinggi di NTT, dan menempatkan Sabu Raijua di peringkat ketiga. Rata-rata pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan juga menunjukkan kenaikan substansial, dari Rp935.752.25 menjadi Rp1.118.751, atau naik 19.6%, menempatkannya di posisi kedua se-provinsi. Pengeluaran makanan meningkat dari Rp550.343.2 menjadi Rp637.594, atau tumbuh 15.9%, dan menduduki peringkat keempat.
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur mencatatkan peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan dari Rp438.472.72 menjadi Rp465.209 pada tahun 2024, atau tumbuh 6.1%. Peningkatan ini menempatkan Sumba Timur di peringkat keempat se-NTT. Rata-rata pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan juga mengalami kenaikan dari Rp977.912.08 menjadi Rp1.107.698, atau tumbuh 13.3%, dan berada di peringkat ketiga. Untuk pengeluaran makanan, terjadi peningkatan dari Rp539.439.36 menjadi Rp642.489, atau tumbuh 19.1%, dan menempati peringkat kedua.