Pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, mengalami penurunan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk kecantikan per kapita per bulan di kabupaten ini sebesar Rp22.757. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 10,4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat, alokasi untuk kecantikan terbilang kecil. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp175.827, sementara pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp98.721. Namun, pengeluaran untuk kecantikan tetap lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk sabun mandi yang sebesar Rp51.370.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Barat 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kabupaten Seram Bagian Timur cenderung fluktuatif. Sempat mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2023 sebesar 56,3%, namun kemudian mengalami koreksi di tahun 2024. Kenaikan signifikan tahun 2023 menjadi anomali tersendiri, mengingat tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan cenderung lebih moderat.
Meskipun pengeluaran untuk kecantikan mengalami penurunan, pengeluaran masyarakat secara umum justru mengalami pertumbuhan. Hal ini terlihat dari rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan yang mencapai Rp987.089. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp932.398.
Dalam skala provinsi, Kabupaten Seram Bagian Timur berada di peringkat ke-9 dalam hal pengeluaran untuk kecantikan. Peringkat ini berada di bawah Kota Ambon (peringkat 1), Kota Tual (peringkat 2), dan Kabupaten Maluku Tenggara (peringkat 3). Sementara itu, secara nasional, Kabupaten Seram Bagian Timur berada di peringkat 420.
BPS juga mencatat data perbandingan pengeluaran untuk kecantikan di beberapa kabupaten/kota lain di Maluku. Kota Ambon memiliki pengeluaran tertinggi, yaitu Rp68.253, diikuti Kota Tual dengan Rp53.499, dan Kabupaten Maluku Tenggara sebesar Rp39.048. Pertumbuhan tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya tercatat di Kota Tual (39,4%).
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Kutai Kartanegara | 2024)
Dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023), pengeluaran untuk kecantikan di tahun 2024 sedikit lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir (2019-2023), terlihat bahwa pengeluaran masyarakat secara umum mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Pengeluaran tertinggi untuk kecantikan terjadi pada tahun 2023, dengan nilai Rp25.388.
Kota Ambon
Kota Ambon mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp996.551 pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan nilai tersebut, Kota Ambon menempati peringkat pertama se-provinsi Maluku dalam kategori ini. Tingginya pengeluaran non makanan di Kota Ambon mencerminkan tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat yang relatif lebih baik dibandingkan wilayah lain di Maluku.
Kota Tual
Kota Tual mengalami peningkatan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, mencapai Rp646.559 pada tahun 2024. Pertumbuhan sebesar 26,4% dibandingkan tahun sebelumnya menempatkan Kota Tual pada peringkat ke-4 di antara kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Peningkatan ini mengindikasikan perubahan pola konsumsi masyarakat Kota Tual yang cenderung lebih banyak mengalokasikan dana untuk kebutuhan pangan.
Kabupaten Buru
Kabupaten Buru mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp1.215.290 pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,3% dibandingkan tahun sebelumnya, menempatkan Kabupaten Buru pada peringkat ke-3 se-provinsi Maluku. Pertumbuhan yang positif ini mengindikasikan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan ekonomi masyarakat Kabupaten Buru secara keseluruhan.
Kabupaten Maluku Tengah
Kabupaten Maluku Tengah mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp545.981 pada tahun 2024, meningkat 8,8% dari tahun sebelumnya. Meski demikian, posisinya berada di peringkat ke-4 se-provinsi Maluku dalam kategori ini. Hal ini menandakan bahwa, meskipun ada pertumbuhan, pengeluaran non makanan di Kabupaten Maluku Tengah masih perlu ditingkatkan untuk bersaing dengan wilayah lain di Maluku.