Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Kutai Kartanegara menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp 80.701 per kapita per bulan, meningkat 27,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini mengindikasikan adanya peningkatan kesadaran atau prioritas masyarakat terhadap perawatan kulit.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat, alokasi untuk perawatan kulit masih relatif kecil. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp 320.811, sementara untuk kecantikan adalah Rp 48.402. Ini berarti pengeluaran untuk perawatan kulit merupakan bagian dari pengeluaran untuk kecantikan yang lebih luas.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa Kab. Trenggalek | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Kutai Kartanegara fluktuatif. Setelah mengalami penurunan sebesar 13,2% pada tahun 2019, terjadi lonjakan signifikan sebesar 57,7% pada tahun 2020. Tahun-tahun berikutnya menunjukkan pertumbuhan yang lebih stabil, meskipun sempat ada penurunan 18,9% pada tahun 2021. Namun, pada tahun 2024, pengeluaran perawatan kulit mencatat angka tertinggi.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara berada di peringkat ke-7 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024. Kabupaten Mahakam Hulu menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran mencapai Rp 227.464 per kapita per bulan dan pertumbuhan 87.7%. Kota Balikpapan berada di posisi kedua dengan pengeluaran Rp 134.921 dan pertumbuhan sedikit 0.8%.
Kabupaten Kutai Timur mencatatkan pengeluaran Rp 115.376 dengan penurunan -1.8%, sedangkan Kabupaten Berau sebesar Rp 94.555 dengan pertumbuhan 10.3%. Kota Samarinda menunjukkan pengeluaran sebesar Rp 92.621 dengan penurunan -7.3%. Kabupaten Kutai Kartanegara berada di bawahnya dengan angka pengeluaran yang telah disebutkan sebelumnya.
Berdasarkan data historis pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan pada tahun 2024, Kota Balikpapan mencatatkan angka tertinggi di Kalimantan Timur, yaitu sebesar Rp 1.441.412, mengalami pertumbuhan sebesar 22.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Samarinda berada di posisi kedua dengan Rp 1.317.420 dan pertumbuhan 10.1%. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengeluaran bukan makanan di kedua kota ini mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara Kabupaten Kutai Kartanegara menunjukkan nilai Rp 860.815 dengan pertumbuhan 15.8%.
Untuk rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan pada tahun 2024, Kota Balikpapan masih memimpin dengan angka Rp 2.460.917, meskipun mengalami penurunan turun 6.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki nilai Rp 1.717.280 dengan penurunan -2%. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan alokasi pengeluaran masyarakat di berbagai sektor.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Jawa Timur 2015 - 2024)
Sedangkan, untuk rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, Kabupaten Mahakam Hulu mencatat angka tertinggi yaitu Rp 1.026.084 dengan pertumbuhan 28.1%. Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri menunjukkan angka Rp 856.464 dengan pertumbuhan 20.3%. Data ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makanan masih menjadi prioritas utama bagi masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kota Balikpapan
Kota Balikpapan memimpin pengeluaran bukan makanan dengan pertumbuhan 22.7% dan total pengeluaran Rp 1.441.412. Untuk pengeluaran makanan dan bukan makanan, Balikpapan juga unggul dengan Rp 2.460.917, meskipun turun 6.5%. Pengeluaran makanan mencapai Rp 1.019.505, tumbuh 13.7%. Data ini menunjukkan Balikpapan memiliki daya beli tinggi dan alokasi dana yang besar untuk kebutuhan non-primer.
Kota Samarinda
Samarinda berada di urutan kedua dengan pengeluaran bukan makanan Rp 1.317.420 (tumbuh 10.1%) dan total pengeluaran Rp 2.258.437 (turun 2.1%). Pengeluaran makanan mencapai Rp 941.016, tumbuh 12.6%. Terlihat Samarinda juga memiliki konsumsi tinggi, dengan fokus pada sektor non-makanan yang menunjukkan peningkatan pendapatan di wilayah ini.
Kota Bontang
Bontang memiliki pengeluaran bukan makanan Rp 1.274.277 (tumbuh 11.2%) dan total pengeluaran Rp 2.176.994 (turun 3.5%). Pengeluaran makanan tercatat Rp 902.717, naik 3%. Meskipun total pengeluaran sedikit turun, sektor non-makanan di Bontang menunjukkan pertumbuhan yang baik.
Kabupaten Kutai Timur
Kutai Timur mencatatkan pengeluaran bukan makanan Rp 1.164.270 (tumbuh 23.8%) dan total pengeluaran Rp 2.163.803 (turun 15.7%). Pengeluaran makanan adalah Rp 999.534, naik 16.2%. Kenaikan signifikan pada sektor non-makanan menunjukkan perubahan prioritas konsumsi masyarakat di Kutai Timur.
Kabupaten Berau
Berau memiliki pengeluaran bukan makanan Rp 1.088.265 (turun 7.1%) dan total pengeluaran Rp 2.058.185 (turun 14.1%). Pengeluaran makanan mencapai Rp 969.920, naik 5%. Penurunan pada sektor non-makanan dan total pengeluaran mengindikasikan adanya tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Berau.