Sepanjang Januari-September 2017, pertumbuhan barang konsumsi atau kebutuhan konsumen (Fast Moving Consumer Goods/FMCG) hanya tumbuh 2,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini jauh di bawah rata-rata tahunan yang tumbuh sekitar 11 persen.
Masyarakat yang berpenghasilan rendah yang memegang porsi terbesar mengalami penurunan pendapatan dampak naiknya harga kebutuhan seperti sewa rumah maupun turunnya uang lembur karena efisiensi perusahaan. Hal ini membuat mereka terpaksa harus menahan dan mengurangi konsumsi barang di luar kebutuhan pokok. Jadi, melemahnya daya beli masyarakat bukannya akibat maraknya belanja online, tapi karena. Sebab pangsa pasar perdagangan digital (e-commerce) hanya satu persen dari total perdagangan ritel offline.
Sedangkan masyarakat kelas atas saat ini hanya bersikap wait and see. Namun, ada indikasi bahwa kebutuhan life style (gaya hidup) seperti belanja kuliner menunjukkan kenaikan.