Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Serang pada 2024 adalah Rp163.286 per kapita per bulan.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 7.5% dibandingkan tahun sebelumnya, di mana besar pengeluaran mencapai Rp176.451.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Jawa Timur 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Serang mengalami fluktuasi. Pada periode 2018-2019, terjadi penurunan tipis sebesar 1.8%. Namun, pada 2020, pengeluaran melonjak signifikan sebesar 12.5%, diikuti dengan kenaikan sedikit pada 2021 sebesar 0.2%. Pada 2022, terjadi peningkatan tertinggi mencapai 22.3%, sebelum akhirnya melambat dengan pertumbuhan 4.4% pada 2023 dan mengalami penurunan pada 2024.
Dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp258.075, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai 63.3% dari total pengeluaran tersebut. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp226.377, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai 72.1%.
Secara peringkat, Kabupaten Serang berada di urutan ke-4 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Banten dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada 2024. Di tingkat nasional, Kabupaten Serang menduduki peringkat ke-86. Peringkat ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Serang relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau di Kab. Pasaman 2018 - 2024)
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Banten, Kota Tangerang mencatatkan nilai pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau pada 2024, yaitu sebesar Rp174.031, dengan pertumbuhan 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Diikuti oleh Kota Cilegon dengan Rp169.190 dan penurunan 1.5%, serta Kabupaten Lebak dengan Rp166.915 dan pertumbuhan 6.4%.
Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan data yang diolah dari Susenas, Kota Tangerang Selatan menunjukkan performa yang mengesankan dalam pengeluaran per kapita bukan makanan. Pada tahun 2024, pengeluaran mencapai Rp1.627.012, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 22.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan kabupaten/kota lain di Banten, yang menempatkan Kota Tangerang Selatan pada peringkat pertama. Kondisi ini menggambarkan bagaimana prioritas pengeluaran warga kota ini lebih condong ke sektor non-makanan, seperti jasa dan kebutuhan tersier lainnya.
Kota Tanggerang
Kota Tanggerang mencatat pengeluaran per kapita untuk makanan sebesar Rp1.147.701 pada tahun 2024, meningkat 8.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pengeluaran total untuk makanan dan non-makanan justru mengalami penurunan sebesar 17%, menjadi Rp2.535.589. Penurunan ini mengindikasikan adanya perubahan alokasi anggaran rumah tangga, di mana prioritas mungkin dialihkan ke sektor lain di luar konsumsi rumah tangga.
Kota Cilegon
Pengeluaran rata-rata per kapita untuk makanan di Kota Cilegon pada tahun 2024 mencapai Rp906.897, dengan pertumbuhan 13.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk bukan makanan mengalami lonjakan signifikan sebesar 38.4%, mencapai Rp1.107.904. Pertumbuhan tinggi pada sektor non-makanan ini menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan dan konsumsi di luar kebutuhan dasar, seperti hiburan, rekreasi, dan jasa lainnya.
Kabupaten Tanggerang
Kabupaten Tanggerang menunjukkan stabilitas dalam pengeluaran untuk makanan, dengan nilai Rp833.240 pada tahun 2024, meningkat tipis 0.2% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pengeluaran untuk bukan makanan mengalami pertumbuhan yang lebih signifikan, yaitu sebesar 12%, mencapai Rp744.608. Secara keseluruhan, pengeluaran total untuk makanan dan non-makanan mengalami sedikit penurunan sebesar 1.4%, menjadi Rp1.577.849.