Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Pasaman pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 112.627 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 4.3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS).
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 1.526.04, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencakup sekitar 7.4 persen dari total pengeluaran. Sementara itu, jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi sebesar Rp 196.878, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 57.2 persen. Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pengeluaran masyarakat Kabupaten Pasaman dialokasikan untuk konsumsi rokok dan tembakau dibandingkan dengan makanan jadi.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Budha di Lampung 2015-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Pasaman mengalami fluktuasi. Dari tahun 2018 hingga 2024, pengeluaran tertinggi tercatat pada tahun 2023 sebesar Rp 117.637 per kapita per bulan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan peningkatan sebesar 26.5 persen. Meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2020, pengeluaran kembali naik hingga tahun 2023 sebelum akhirnya sedikit turun pada tahun 2024.
Dalam peringkat pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Sumatera Barat pada tahun 2024, Kabupaten Pasaman berada di urutan ke-19 dari 19 kabupaten/kota. Secara nasional, Kabupaten Pasaman berada di peringkat ke-381. Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Barat, Kota Padang Panjang memiliki pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau, diikuti oleh Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kabupaten Dharmasraya.
Berikut adalah perbandingan pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada tahun 2024 dengan beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Barat:1. Kota Padang Panjang: Rp 225.034 (pertumbuhan 57.8 persen)2. Kabupaten Kepulauan Mentawai: Rp 190.843 (pertumbuhan 9.6 persen)3. Kabupaten Dharmasraya: Rp 177.616 (pertumbuhan 11.1 persen)4. Kabupaten Pasaman Barat: Rp 166.064 (pertumbuhan 19.7 persen)5. Kabupaten Solok Selatan: Rp 163.274 (pertumbuhan 0.6 persen)Data ini menunjukkan bahwa Kabupaten Pasaman memiliki pengeluaran yang relatif rendah dibandingkan dengan wilayah lain di provinsi tersebut.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan Periode 2013-2024)
Kota Padang
Pada tahun 2024, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Padang mencapai Rp 1.051.706, meningkat 2.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk pengeluaran makanan, tercatat Rp 922.710, tumbuh 10.6 persen. Meskipun demikian, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan justru sedikit turun 0.4 persen menjadi Rp 1.974.416. Kota Padang menduduki peringkat kedua di Sumatera Barat dalam hal pengeluaran total per kapita, menunjukkan pola konsumsi yang cukup tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
Kota Bukit Tinggi
Kota Bukit Tinggi menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai Rp 962.655 pada tahun 2024, meningkat 11.7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran makanan juga tumbuh pesat sebesar 20.4 persen menjadi Rp 906.613. Total pengeluaran per kapita (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp 1.869.269, naik 7.7 persen. Peningkatan ini menempatkan Bukit Tinggi di peringkat ketiga dalam hal pengeluaran total per kapita di Sumatera Barat, menandakan peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi di kota ini.
Kota Padang Panjang
Kota Padang Panjang mencatat pertumbuhan yang sangat tinggi dalam pengeluaran makanan pada tahun 2024, mencapai Rp 1.239.644, melonjak 63.8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran bukan makanan juga meningkat signifikan sebesar 11.2 persen menjadi Rp 942.409. Dengan total pengeluaran per kapita mencapai Rp 2.182.054, naik 19.3 persen, Kota Padang Panjang menduduki peringkat pertama di Sumatera Barat. Data ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan dan konsumsi yang sangat signifikan di kota ini.
Kota Payakumbuh
Kota Payakumbuh menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik pada tahun 2024, dengan pengeluaran bukan makanan mencapai Rp 888.390, meningkat 9.7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pengeluaran makanan tumbuh 11.3 persen menjadi Rp 853.205. Secara keseluruhan, total pengeluaran per kapita (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp 1.741.595, sedikit turun 13.2 persen. Meskipun demikian, Kota Payakumbuh tetap berada di peringkat kelima di Sumatera Barat, menunjukkan tingkat konsumsi yang masih cukup tinggi dibandingkan wilayah lain.