Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Semarang pada 2024 tercatat sebesar Rp92.921 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 15.6% dibandingkan tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Satuan yang digunakan adalah per kapita/bulan.
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Semarang mengalami fluktuasi. Pada 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp87.827, kemudian sempat turun menjadi Rp76.334 pada 2019. Setelah itu, terjadi kenaikan menjadi Rp79.803 pada 2020 dan Rp88.064 pada 2021. Pengeluaran tertinggi terjadi pada 2022, mencapai Rp108.808, sebelum kemudian sedikit menurun menjadi Rp80.390 pada 2023 dan kembali naik di tahun 2024.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Bengkulu 2015 - 2024)
Pengeluaran untuk sabun mandi merupakan bagian kecil dari total pengeluaran masyarakat Kota Semarang. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa mencapai Rp440.252. Pengeluaran untuk sabun mandi hanya sekitar 21.1% dari total pengeluaran tersebut. Jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi yang mencapai Rp358.183, pengeluaran untuk sabun mandi jauh lebih kecil.
Dalam perbandingan dengan wilayah lain, Kota Semarang menduduki peringkat 15 secara keseluruhan di Pulau Jawa untuk pengeluaran sabun mandi pada 2024. Di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang menempati peringkat pertama. Sementara itu, secara nasional, Kota Semarang berada di peringkat 64. Peringkat ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Semarang memiliki tingkat kesadaran yang cukup tinggi terhadap kebersihan dan perawatan diri.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Tengah dengan nilai pengeluaran sabun mandi tahun terakhir. Kota Salatiga tercatat Rp89.800 dengan penurunan -1.9%, Kota Surakarta Rp79.570 dengan penurunan -6.4%, Kota Tegal Rp78.972 dengan penurunan -4.7%, Kabupaten Pati Rp69.132 dengan penurunan -14.2%, dan Kabupaten Karanganyar Rp68.738 dengan kenaikan 8.1%. Dibandingkan dengan wilayah-wilayah tersebut, Kota Semarang memiliki pengeluaran sabun mandi yang relatif lebih tinggi, menduduki peringkat pertama di provinsi.
Berdasarkan data historis kabupaten/kota lain, berikut adalah analisis tambahan:
(Baca: Produksi Kangkung Periode 2013-2024)
Kota Salatiga
Pada 2024, Kota Salatiga mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.315.195, mengalami penurunan turun 14.4% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp811.317, juga mengalami penurunan turun 5.5%. Secara keseluruhan, total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kota Salatiga adalah Rp2.126.512, menempatkannya pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.
Kota Magelang
Data BPS menunjukkan Kota Magelang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp980.996 pada 2024, meningkat 1.8% dari tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan tercatat Rp689.220, dengan penurunan -6.6%. Total pengeluaran per kapita (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp1.670.216, menempatkan Kota Magelang di peringkat ketiga se-Provinsi Jawa Tengah.
Kota Surakarta
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Surakarta pada 2024 adalah Rp942.391, menunjukkan penurunan -3.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp759.788, juga mengalami sedikit penurunan turun 0.9%. Total pengeluaran per kapita sebulan mencapai Rp1.702.178, menempatkan Kota Surakarta pada peringkat kedua di antara kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp861.242 pada 2024, mengalami peningkatan signifikan sebesar 56.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp611.156, juga mengalami kenaikan sebesar 16.4%. Total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kabupaten Klaten adalah Rp1.472.398, menempatkannya pada peringkat ketujuh di antara kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.