Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Parigi Moutong mencapai Rp128.538 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 4,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS).
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp1.101.969, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mengambil porsi sekitar 11,7%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp158.593, proporsi pengeluaran untuk rokok dan tembakau lebih kecil.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Bali 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Parigi Moutong mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 sempat mengalami penurunan sebesar 8,8%, kemudian meningkat signifikan pada tahun 2020 sebesar 19,1%. Setelah itu, pertumbuhan cenderung stabil di angka sekitar 7-8%, sebelum mengalami sedikit penurunan sebesar 2,7% pada tahun 2023, dan kembali naik pada tahun 2024. Tahun 2020 menjadi tahun dengan pertumbuhan tertinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, peringkat pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Parigi Moutong berada di urutan ke-5 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2024. Secara nasional, Kabupaten Parigi Moutong berada di peringkat ke-273. Di tingkat pulau Sulawesi, Kabupaten Parigi Moutong menduduki peringkat ke-30.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sulawesi Tengah, Kabupaten Morowali mencatatkan nilai pengeluaran rokok dan tembakau tertinggi, yaitu Rp229.007, diikuti oleh Kabupaten Morowali Utara sebesar Rp178.123 dan Kabupaten Buol sebesar Rp140.735. Kabupaten Banggai Laut mencatatkan Rp132.661. Pertumbuhan pengeluaran rokok dan tembakau tertinggi terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan, yaitu sebesar 42,8%.
Kabupaten Morowali
Kabupaten Morowali mencatat pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp979.693 pada tahun 2024, meningkat signifikan sebesar 27,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran bukan makanan mencapai Rp1.028.923, tumbuh 50,2%. Dengan capaian ini, Kabupaten Morowali menduduki peringkat pertama di Sulawesi Tengah untuk kedua kategori pengeluaran tersebut. Kenaikan signifikan pada pengeluaran bukan makanan menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan selain pangan.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau di Kab. Sinjai 2018 - 2024)
Kota Palu
Kota Palu menunjukkan data yang kontras dalam pengeluaran per kapita. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp707.941, meningkat 15,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pengeluaran bukan makanan mencapai Rp960.675, tumbuh 15%. Meskipun masih menempati urutan kedua dalam total pengeluaran di Sulawesi Tengah, pertumbuhan pengeluaran bukan makanan yang lebih rendah dibandingkan daerah lain mengindikasikan prioritas masyarakat Kota Palu yang lebih besar terhadap kebutuhan dasar dan pangan.
Kabupaten Morowali Utara
Kabupaten Morowali Utara menunjukkan pertumbuhan yang seimbang antara pengeluaran makanan dan bukan makanan. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp872.138, meningkat 32,6% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pengeluaran bukan makanan mencapai Rp698.860, tumbuh 8,3%. Pertumbuhan yang seimbang ini menempatkan Kabupaten Morowali Utara pada posisi ketiga dalam total pengeluaran di Sulawesi Tengah, mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Kabupaten Poso
Kabupaten Poso mengalami penurunan pengeluaran secara keseluruhan. Pengeluaran untuk makanan tercatat sebesar Rp672.288, meningkat 5,6% dibandingkan tahun sebelumnya, namun pengeluaran bukan makanan mencapai Rp626.170, tumbuh 3,5%. Peringkat Kabupaten Poso berada di posisi kelima untuk total pengeluaran di Sulawesi Tengah, namun penurunan pertumbuhan menunjukkan adanya tantangan ekonomi yang perlu diatasi.
Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai mencatatkan pengeluaran untuk makanan sebesar Rp705.918 dan bukan makanan sebesar Rp608.711. Terdapat pertumbuhan signifikan pada pengeluaran untuk makanan sebesar 22.4%. Sedangkan pengeluaran untuk bukan makanan meningkat 10.1%.