Pengeluaran untuk kecantikan di Kota Probolinggo pada 2024 tercatat sebesar Rp73.520 per kapita per bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini menunjukkan kenaikan sedikit dibandingkan tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 2,3%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran ini merupakan bagian dari perilaku konsumsi masyarakat di bidang kecantikan.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp324.415, pengeluaran untuk kecantikan hanya menyumbang sekitar 22,6%. Angka ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk kecantikan belum menjadi prioritas utama dibandingkan kebutuhan lainnya. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp214.579, pengeluaran untuk kecantikan mencapai 34,3%, menunjukkan proporsi yang cukup signifikan dalam alokasi dana konsumsi.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Kalimantan Tengah Periode 2018-2023)
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kota Probolinggo mengalami fluktuasi. Sempat mengalami penurunan -16,7% pada 2020, namun kemudian melonjak tinggi sebesar 51,4% pada 2021. Pada 2022 dan 2023, terjadi sedikit penurunan masing-masing turun 2% dan -3,5%, sebelum akhirnya kembali naik sedikit pada 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada 2021, menunjukkan adanya peningkatan kesadaran atau kebutuhan masyarakat akan produk dan layanan kecantikan pada tahun tersebut.
Dalam skala Provinsi Jawa Timur, Kota Probolinggo menempati urutan ke-3 dalam hal pengeluaran untuk kecantikan. Kota Surabaya masih memimpin dengan Rp82.861, diikuti oleh Kota Batu dengan Rp74.071. Sedangkan secara nasional, Kota Probolinggo berada di peringkat 24. Data ini menunjukkan bahwa minat masyarakat Kota Probolinggo terhadap kecantikan cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.
Dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kota Surabaya mencatat pengeluaran kecantikan tertinggi yaitu Rp82.861 dengan pertumbuhan 37,3%. Kota Batu berada di urutan kedua dengan nilai Rp74.071 dan pertumbuhan 17,3%. Sementara itu, Kota Mojokerto mencatatkan pengeluaran Rp71.165 dengan pertumbuhan negatif -3,8%. Kabupaten Pamekasan memiliki pengeluaran terendah dengan Rp15.218 dan pertumbuhan paling rendah yaitu -32,9% serta menduduki peringkat 38 diantara kabupaten/kota seprovinsi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Surabaya mencapai Rp1.541.006 pada 2024, tumbuh 34% dibandingkan tahun sebelumnya dan menempati ranking 1 se-kabupaten/kota di Jawa Timur. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Surabaya mencapai Rp1.061.445, tumbuh 29,6% dibandingkan tahun sebelumnya dan menempati ranking 1 se-kabupaten/kota di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa Surabaya memiliki tingkat konsumsi yang tinggi baik untuk makanan maupun kebutuhan non-makanan.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Tenggara 2015 - 2024)
Kota Malang
Berdasarkan data BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Malang mencapai Rp1.216.228 pada 2024, mengalami pertumbuhan yang sedikit sebesar 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menempati urutan kedua di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp738.690, sedikit meningkat 3,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Malang menunjukkan stabilitas dalam pengeluaran konsumsi.
Kota Madiun
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Madiun mencapai Rp1.192.091 pada 2024, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,3% dibandingkan tahun sebelumnya dan menempati ranking 3 se-kabupaten/kota di Jawa Timur, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Sedangkan pengeluaran untuk makanan mencapai Rp851.602, tumbuh 7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Madiun.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada 2024, tumbuh 14,7% dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan peningkatan konsumsi non-makanan di wilayah ini dan berada diperingkat 4 se-kabupaten/kota di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp881.851, tumbuh 16% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini mencerminkan adanya perbaikan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo.
Kota Batu
Kota Batu memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp968.150 pada 2024, tumbuh pesat sebesar 28,9% dibandingkan tahun sebelumnya dan menempati ranking 5 se-kabupaten/kota di Jawa Timur. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp767.677, tumbuh 14,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang tinggi ini sejalan dengan status Kota Batu sebagai daerah tujuan wisata yang populer.