Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Pontianak mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp326.038 per kapita per bulan, meningkat 12,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan ini kontras dengan fluktuasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Sempat mengalami penurunan pada 2020 dan 2021, pengeluaran kembali menunjukkan tren positif. Meskipun sempat turun tipis 0,8% pada 2022, pertumbuhan 10,4% pada 2023 menjadi sinyal positif yang berlanjut hingga 2024.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Papua 2015 - 2024)
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp410.811, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencakup sekitar 79,3%. Angka ini menunjukkan proporsi signifikan dari anggaran rumah tangga yang dialokasikan untuk konsumsi makanan olahan di luar rumah. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan (Rp74.286), perawatan (Rp100.158), rokok dan tembakau (Rp135.010), maupun sabun mandi (Rp78.549).
Di tingkat Provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak menduduki peringkat pertama dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi. Secara nasional, Kota Pontianak berada di peringkat 42. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran selama lima tahun terakhir (2019-2023) sebesar Rp286.007, pengeluaran pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan.
Anomali terlihat pada tahun 2021, di mana pengeluaran mengalami penurunan tajam sebesar 9,1%. Hal ini mungkin disebabkan oleh pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas makan di luar rumah. Namun, data menunjukkan bahwa masyarakat Kota Pontianak dengan cepat beradaptasi dan kembali meningkatkan konsumsi makanan dan minuman jadi setelah pembatasan dicabut.
Kabupaten Sambas mencatatkan nilai pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi sebesar Rp285.566 dengan pertumbuhan 22,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Singkawang menunjukkan nilai Rp228.733 dengan penurunan 3,7%. Kabupaten Sekadau memiliki nilai Rp189.417 dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 31,7%. Kabupaten Kayong Utara mencatatkan nilai Rp187.714 dengan penurunan 2,9%, dan Kabupaten Sintang memiliki nilai Rp182.967 dengan pertumbuhan 7,9%.
(Baca: PDB Paritas Data Beli (PPP) Yaman 2015 - 2024)
Kota Singkawang
Berdasarkan data BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Singkawang pada tahun 2024 adalah Rp759.547, mengalami sedikit kenaikan 0,3% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp757.106,16. Pertumbuhan ini menjadikan Kota Singkawang tetap menduduki peringkat pertama se-Kalimantan Barat dalam kategori ini. Selain itu, total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.534.917, menunjukkan sedikit peningkatan 0,5% dari tahun sebelumnya. Meskipun peningkatannya tidak terlalu besar, Kota Singkawang tetap menjadi wilayah dengan pengeluaran tertinggi untuk kategori ini di Kalimantan Barat. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp775.370, mengalami pertumbuhan 0,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang menunjukkan perkembangan menggembirakan dalam pengeluaran masyarakatnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tercatat sebesar Rp685.825 pada tahun 2024, meningkat signifikan 16,1% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mengantarkan Kabupaten Sintang pada posisi kedua dalam peringkat se-Kalimantan Barat. Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.461.426, meningkat tajam 14,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan ini menunjukkan perbaikan ekonomi dan daya beli masyarakat Kabupaten Sintang. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp775.601, meningkat 13,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka-angka ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan masyarakat Sintang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Kabupaten Kayong Utara
Kabupaten Kayong Utara mengalami pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran masyarakat untuk kategori non makanan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp675.863 pada tahun 2024, melonjak 32,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp508.910,15. Peningkatan ini membawa Kabupaten Kayong Utara ke peringkat ketiga di antara kabupaten/kota se-Kalimantan Barat. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.414.516, meningkat 18,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan tercatat sebesar Rp738.653, meningkat 7,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang lebih lambat pada sektor makanan menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran lebih didorong oleh kebutuhan dan preferensi di luar konsumsi makanan.
Kabupaten Kapuas Hulu
Kabupaten Kapuas Hulu menunjukkan performa mengesankan dalam peningkatan pengeluaran masyarakatnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan mencapai Rp650.429 pada tahun 2024, melonjak signifikan 36,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menempatkan Kabupaten Kapuas Hulu pada peringkat keempat di antara kabupaten/kota se-Kalimantan Barat. Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.402.411, meningkat pesat 21,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp751.981, tumbuh 11,1% dibandingkan tahun sebelumnya.