Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kota Banjar, pada 2024 mencapai Rp5,55 juta. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 5,48% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp5,25 juta .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2021 pasca covid tercatat mencapai 3,69%.
(Baca: Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah Milik Sendiri di Sumatera Selatan | 2024)
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 209,18 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp26.451 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 453.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor menjadi unggulan.
Untuk urutan pertama adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Pada 2024 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp1,3 jutajuta. Nominal ini tumbuh 2,19%.
Setelahnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 2,29% menjadi Rp719,13 ribujuta, sektor industri pengolahan dengan PDRB Rp570,69 ribujuta (3,91%).
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Tasikmalaya Menurut Sektor pada 2024)
Terakhir, PDRB di Kota Banjar, untuk urutan lima besar adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan nilai Rp439,72 ribujuta. Menurut BPS, sektor ini selama setahun terakhir berhasil tumbuh 5,8% dari capaian sebelumnya yang tercatat Rp393,5 ribujuta.
Distribusi PDRB di Kota Banjar pada 2024
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kota Banjar ini adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi mencapai 25,37%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor informasi dan komunikasi.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Jasa Lainnya,Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,Sektor Pertambangan dan Penggalian dan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas.