Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Jembrana mencapai Rp118.508 per kapita per bulan pada 2024. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Jembrana terus mengalami kenaikan sejak 2018. Pada 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp85.490, kemudian meningkat menjadi Rp92.791 pada 2019, Rp94.997 pada 2020, Rp99.081 pada 2021, dan mencapai Rp110.332 pada 2022. Pengeluaran tertinggi tercatat pada tahun 2024 dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2022, yaitu sebesar 11,4%.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Ogan Komering Ulu | 2024)
Besarnya pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini menunjukkan bahwa masyarakat Jembrana masih memiliki tingkat konsumsi rokok yang cukup tinggi. Pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini setara dengan 61,7% dari rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa (Rp191.934). Angka ini juga lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan (Rp26.890) maupun perawatan (Rp34.222).
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Bali, Kabupaten Jembrana menempati urutan ke-5 dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada 2024. Kabupaten Badung menempati urutan pertama dengan Rp156.389, diikuti Kota Denpasar (Rp142.375), Kabupaten Bangli (Rp136.684), dan Kabupaten Tabanan (Rp135.122). Secara nasional, Kabupaten Jembrana berada di peringkat 344.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Bali pada 2024, Kabupaten Badung mencatatkan pengeluaran untuk rokok dan tembakau tertinggi dengan pertumbuhan 34,3%. Kota Denpasar mengalami pertumbuhan sebesar 21,9%. Sementara itu, Kabupaten Bangli hanya tumbuh 1,5%, Kabupaten Tabanan tumbuh 11,7%, dan Kabupaten Gianyar tumbuh 6,7%. Sebaliknya, Kabupaten Klungkung, Buleleng, dan Karangasem mengalami penurunan masing-masing turun 9,1%, -6,9%, dan -8,1%.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Kiribati 2015 - 2024)
Kota Denpasar
Kota Denpasar menunjukkan performa yang kuat dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, dengan nilai Rp1.639.727 pada 2024, meningkat 31,3% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini menempatkan Denpasar pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Bali. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan juga menunjukkan peningkatan, meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bukan makanan, mencapai Rp2.621.625 dengan pertumbuhan 5,3%.
Kabupaten Badung
Kabupaten Badung menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, mencapai Rp1.081.710 pada 2024, melonjak 52,9% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mengantarkan Badung ke peringkat pertama dalam kategori ini di Bali. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan juga mengalami pertumbuhan yang tinggi, mencapai Rp1.502.940 dengan pertumbuhan 45,2%, menempatkan Badung pada peringkat kedua setelah Kota Denpasar.
Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar mencatatkan nilai Rp812.384 untuk pengeluaran makanan pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 27,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada sektor pengeluaran bukan makanan, Gianyar mencatatkan pengeluaran sebesar Rp1.127.702 dengan pertumbuhan 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk total pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan, Gianyar berada di angka Rp1.940.086, namun mengalami penurunan sebesar 10% dari tahun sebelumnya.
Kabupaten Tabanan
Kabupaten Tabanan mencatatkan pengeluaran untuk makanan sebesar Rp731.549 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan sebesar 38,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada sektor pengeluaran bukan makanan, Tabanan mencatatkan pengeluaran sebesar Rp962.775, meningkat tajam sebesar 69,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk total pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan, Tabanan berada di angka Rp1.694.324, namun mengalami penurunan sebesar 7,7% dari tahun sebelumnya.