Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Pasaman menunjukkan fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2024, pengeluaran untuk sabun mandi mencapai Rp46.952 per kapita per bulan. Angka ini mengalami penurunan sebesar 9,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat, konsumsi sabun mandi merupakan bagian kecil. Data menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp152.604. Artinya, alokasi untuk sabun mandi hanya sekitar 30% dari total pengeluaran tersebut. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp196.878, alokasi sabun mandi jauh lebih kecil.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kota Tomohon | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Pasaman mengalami pasang surut. Tahun 2018, angkanya berada di Rp40.941, kemudian meningkat menjadi Rp44.776 pada tahun 2019, lalu turun lagi menjadi Rp40.410 pada tahun 2020. Sempat naik signifikan pada tahun 2021 dan 2022, namun kembali menurun pada tahun 2023 dan 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 13%.
Pengeluaran masyarakat Kabupaten Pasaman secara umum menunjukkan pertumbuhan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.118.750 pada tahun 2024, meningkat 9,6% dari tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan atau perubahan pola konsumsi masyarakat.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman berada di urutan ke-19 untuk pengeluaran sabun mandi pada tahun 2024. Kota Sawahlunto menempati urutan pertama dengan nilai Rp91.172, disusul Kota Pariaman dan Kota Padang Panjang. Secara nasional, Kabupaten Pasaman berada di peringkat 420.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan pengeluaran sabun mandi di beberapa kabupaten/kota lain juga beragam. Kota Pariaman mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 39.9% dengan nilai pengeluaran sabun mandi pada tahun 2024 mencapai Rp86.279. Sementara itu, Kota Padang mengalami penurunan sebesar 1.4% dengan nilai pengeluaran Rp81.663.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kab. Kendal | 2024)
Rata-rata pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Pasaman dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah Rp48.530. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yang mencapai Rp46.329. Ini menunjukkan adanya penurunan pengeluaran untuk sabun mandi dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Pasaman fluktuatif dan cenderung berada di level menengah dibandingkan daerah lain di Sumatera Barat. Meskipun demikian, pengeluaran masyarakat secara umum mengalami pertumbuhan yang positif.
Kota Padang
Kota Padang menunjukkan pertumbuhan positif dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan. Dari data BPS, terlihat peningkatan sebesar 5.9%, dari Rp1.864.355,53 pada tahun sebelumnya menjadi Rp1.974.416 pada tahun 2024. Namun, pertumbuhan pengeluaran sabun mandi di kota ini mengalami penurunan -1.4%. Meski demikian, Kota Padang tetap menduduki peringkat kedua tertinggi di Sumatera Barat dalam hal total pengeluaran makanan dan non-makanan. Pengeluaran untuk bukan makanan juga naik sebesar 2.1%.
Kota Bukit Tinggi
Kota Bukit Tinggi mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, yaitu sebesar 11.7% menurut data dari BPS. Peningkatan ini membawa angka pengeluaran dari Rp862.064,53 menjadi Rp962.655. Pertumbuhan positif ini mencerminkan peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi di sektor non-pangan. Namun, untuk makanan sendiri, kota ini mengalami pertumbuhan sebesar 20.4%. Kota Bukit Tinggi menduduki peringkat ketiga dalam hal pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) di Sumatera Barat.
Kota Padang Panjang
Kota Padang Panjang menunjukkan kinerja yang impresif dalam pertumbuhan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan. Data dari BPS mencatat peningkatan sebesar 36%, dari Rp1.604.547,69 menjadi Rp2.182.054 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini mengantarkan Kota Padang Panjang menduduki peringkat pertama di Sumatera Barat dalam kategori ini. Peningkatan signifikan ini didorong oleh pertumbuhan pengeluaran untuk makanan yang mencapai 63.8%.
Kota Sawahlunto
Kota Sawahlunto mengalami peningkatan signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, yaitu sebesar 19.8%. Data dari BPS mencatat pengeluaran yang meningkat dari Rp731.199,23 menjadi Rp876.123. Pertumbuhan ini menandakan peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat di sektor non-pangan. Untuk total pengeluaran makanan dan bukan makanan, kota ini berada pada peringkat ke-4, dengan peningkatan sebesar 20.8%.