Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Sikka pada 2024 mencapai Rp142.174 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 44,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir dan menempatkan Kabupaten Sikka pada peringkat ke-4 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Sikka mengalami fluktuasi. Pada 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp77.307, kemudian naik menjadi Rp96.088 pada 2019, dan sedikit turun menjadi Rp90.973 pada 2020. Sempat mengalami kenaikan tipis pada 2021 menjadi Rp95.798, kembali sedikit turun menjadi Rp88.052 pada 2022, sebelum akhirnya naik menjadi Rp98.200 pada 2023. Kenaikan tajam pada 2024 ini menjadi anomali tersendiri jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sumatera Utara 2015 - 2024)
Besarnya pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi ini mencerminkan konsumsi masyarakat Kabupaten Sikka terhadap produk olahan. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp143.190, maka porsi pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencapai sekitar 99,3%. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat Sikka cukup besar dalam membelanjakan uangnya untuk konsumsi makanan dan minuman siap saji.
Berdasarkan data perbandingan, Kabupaten Sikka berada pada peringkat ke-22 untuk pengeluaran makanan dan minuman jadi di antara pulau Nusa Tenggara dan Bali. Secara nasional, Kabupaten Sikka menduduki peringkat ke-389. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur sendiri, Kabupaten Sikka berada di bawah Kota Kupang (Rp173.054), Kabupaten Sumba Timur (Rp147.687), dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (Rp143.094) dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada 2024.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Nusa Tenggara Timur, pertumbuhan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Sikka pada 2024 tergolong tinggi. Berikut adalah perbandingan dengan lima kabupaten/kota lainnya: Kota Kupang mengalami pertumbuhan 11,2% dengan nilai pengeluaran Rp173.054, Kabupaten Sumba Timur tumbuh 16,1% dengan pengeluaran Rp147.687, Kabupaten Timor Tengah Selatan meningkat 7,8% dengan pengeluaran Rp143.094, Kabupaten Manggarai naik 16,1% dengan pengeluaran Rp134.517, dan Kabupaten Malaka tumbuh 29,7% dengan pengeluaran Rp123.656. Data ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sikka mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan lima kabupaten/kota tersebut.
Kota Kupang
Kota Kupang menunjukkan performa yang kuat dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan pada tahun 2024, mencapai Rp1.430.795. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp1.378.405,72. Meskipun pertumbuhan ini relatif stabil, Kota Kupang tetap memimpin di antara kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur dengan peringkat pertama. Data dari BPS juga menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makanan mencapai Rp637.902, sementara pengeluaran bukan makanan mencapai Rp792.892. Hal ini mengindikasikan keseimbangan antara kebutuhan konsumsi dan pengeluaran untuk barang dan jasa lainnya. Pengeluaran bukan makanan di kota ini menduduki peringkat pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Sulawesi Selatan Periode 2018-2023)
Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp498.135 pada tahun 2024, mengalami kenaikan tipis sebesar 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp485.127,9. Meskipun peningkatan ini tidak terlalu signifikan, Kabupaten Manggarai Barat tetap menduduki peringkat kedua di provinsi tersebut dalam kategori ini. Data dari BPS menunjukkan bahwa pengeluaran total untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.053.768, dengan pertumbuhan 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan sendiri tercatat sebesar Rp555.633, yang menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran masih dialokasikan untuk kebutuhan pangan.
Kabupaten Sabu Raijua
Kabupaten Sabu Raijua menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan, mencapai Rp481.157 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini mencapai 24,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp385.409,05. Data dari BPS menempatkan Sabu Raijua di peringkat ketiga dalam hal pengeluaran bukan makanan di Nusa Tenggara Timur. Total pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.118.751, yang merupakan peningkatan sebesar 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan juga menunjukkan peningkatan menjadi Rp637.594.
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur mencatat pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp465.209 pada tahun 2024, meningkat sebesar 6,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp438.472,72. Data dari BPS menunjukkan bahwa total pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.107.698, mengalami pertumbuhan sebesar 13,3%. Pengeluaran untuk makanan di Sumba Timur juga meningkat menjadi Rp642.489. Meskipun pertumbuhan pengeluaran bukan makanan tidak secepat kabupaten lain, Sumba Timur tetap berada di peringkat keempat di provinsi dalam hal pengeluaran bukan makanan.
Kabupaten Ngada
Kabupaten Ngada mencatat pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp455.504 pada tahun 2024, meningkat sebesar 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp435.837,45. Data dari BPS menunjukkan bahwa total pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.101.405, mengalami pertumbuhan sebesar 10,3%. Pengeluaran untuk makanan di Ngada juga meningkat signifikan menjadi Rp645.901, menunjukkan bahwa masyarakat di kabupaten ini juga meningkatkan alokasi dana untuk kebutuhan pangan. Kabupaten Ngada menempati peringkat kelima dalam pengeluaran bukan makanan di Nusa Tenggara Timur.