Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Tabanan menunjukkan beberapa fluktuasi selama periode 2018-2024. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS). Pada tahun 2024, pengeluaran tercatat sebesar Rp 201.424 per kapita per bulan. Angka ini mengalami penurunan sebesar 8,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 219.133.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 337.151, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sekitar 59,7% dari total pengeluaran tersebut. Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi juga lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan (Rp 37.282), perawatan (Rp 83.606), rokok dan tembakau (Rp 135.122), serta sabun mandi (Rp 80.536).
(Baca: PDB Menurut Daya Beli di Brunei Darussalam 2024)
Secara historis, pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Tabanan terjadi pada tahun 2018, yaitu sebesar Rp 208.806. Setelah itu, terjadi penurunan hingga mencapai titik terendah pada tahun 2022 sebesar Rp 151.013. Meskipun sempat naik signifikan sebesar 45,1% pada tahun 2023, pengeluaran kembali mengalami penurunan pada tahun 2024. Penurunan ini bisa jadi akibat dari perubahan preferensi konsumsi atau faktor ekonomi lainnya.
Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Tabanan pada tahun 2024 mencapai Rp 1.694.324. Ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 54,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1.094.929. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan atau perubahan pola konsumsi masyarakat Tabanan.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan berada di peringkat ke-5 dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024. Kabupaten Badung mencatat pengeluaran tertinggi dengan Rp 492.298, diikuti oleh Kota Denpasar (Rp 417.996), Kabupaten Gianyar (Rp 277.760), dan Kabupaten Bangli (Rp 226.998). Pertumbuhan pengeluaran di Kabupaten Tabanan juga lebih rendah dibandingkan beberapa wilayah lain, seperti Kabupaten Badung (17,3%) dan Kota Denpasar (10,7%).
Dibandingkan dengan wilayah lain, pertumbuhan pengeluaran makanan dan minuman jadi di Kabupaten Tabanan menunjukkan variasi yang berbeda. Kabupaten Badung mencatat pertumbuhan tertinggi dengan 17,3%, diikuti Kota Denpasar dengan 10,7%. Sebaliknya, Kabupaten Gianyar mengalami penurunan tipis sebesar 0,5%, sementara Kabupaten Tabanan mengalami penurunan sebesar 8,1%. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan kondisi ekonomi dan preferensi konsumsi di masing-masing wilayah.
(Baca: Data 2024: Jumlah Penduduk Kabupaten Bondowoso 784,55 Ribu Jiwa)
Kota Denpasar
Kota Denpasar menunjukkan performa yang kuat dalam sektor pengeluaran, dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp 1.639.727 pada tahun 2024, meningkat signifikan sebesar 31,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh konsumsi masyarakat Denpasar yang semakin beragam, terlihat juga dari total pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan mencapai angka tertinggi se-Bali yaitu Rp 2.621.625. Hal ini menempatkan Kota Denpasar pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Provinsi Bali dalam hal pengeluaran.
Kabupaten Badung
Kabupaten Badung menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai Rp 1.502.940 pada tahun 2024, meningkat 45,2% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan daya beli masyarakat dan konsumsi yang semakin beragam di Badung. Walaupun begitu, Kabupaten Badung tetap memprioritaskan pengeluaran untuk sektor makanan, dengan angka rata-rata sebesar Rp 1.081.710, tertinggi di antara semua kabupaten/kota di Bali. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan dasar tetap menjadi prioritas utama bagi masyarakat Badung.
Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 1.127.702 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan moderat sebesar 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhannya tidak setinggi wilayah lain, Gianyar tetap menunjukkan peningkatan dalam konsumsi bukan makanan. Walaupun pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 812.384, ketiga tertinggi di provinsi Bali, pertumbuhan konsumsi bukan makanan yang relatif stabil menunjukkan bahwa Gianyar mampu menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan kualitas hidup.
Kabupaten Tabanan
Kabupaten Tabanan mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai Rp 962.775 pada tahun 2024, atau melonjak sebesar 69,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tinggi ini dapat dikaitkan dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan selain makanan, seperti pendidikan, kesehatan, dan rekreasi. Namun, dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Bali, pengeluaran bukan makanan di Tabanan masih berada di urutan keempat, menunjukkan bahwa masih ada potensi untuk terus ditingkatkan.