Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Lembata mencapai Rp78.178 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 7.5% dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp72.756 per kapita per bulan. Kenaikan ini mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi rokok dan tembakau di kalangan masyarakat Lembata.
Pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini merupakan bagian dari total pengeluaran per kapita sebulan di Kabupaten Lembata. Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp139.385, maka pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 56%. Sementara jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp92.218, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 85%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran masyarakat Lembata dialokasikan untuk konsumsi rokok dan tembakau.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kota Tual | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Lembata mengalami fluktuasi. Mulai dari tahun 2018 hingga 2024, pengeluaran ini terus mengalami kenaikan, kecuali pada tahun 2022 yang mengalami penurunan turun 9.4%. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan mencapai 27.7%. Meskipun demikian, pada tahun 2023 dan 2024 kembali menunjukkan tren kenaikan, meskipun tidak sebesar tahun 2021.
Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran masyarakat Kabupaten Lembata juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan meningkat dari Rp778.863 pada tahun sebelumnya menjadi Rp896.724 pada tahun 2024, atau tumbuh sebesar 15.1%. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Lembata, meskipun sebagian besar peningkatan ini juga dialokasikan untuk konsumsi rokok dan tembakau.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kabupaten Lembata berada di urutan ke-8 dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada tahun 2024. Di tingkat nasional, Kabupaten Lembata berada di peringkat 470. Kabupaten Manggarai Barat memiliki pengeluaran tertinggi dengan Rp109.935, diikuti Kabupaten Manggarai Timur dengan Rp87.668. Sementara itu, Kabupaten Kupang memiliki pengeluaran terendah dengan Rp43.466.
Di antara kabupaten/kota di NTT, Kota Kupang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tertinggi, yaitu sebesar Rp792.892 pada tahun 2024. Angka ini sedikit mengalami penurunan turun 2.2% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, Kabupaten Manggarai Barat mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 2.7% dengan pengeluaran sebesar Rp498.135. Kabupaten Sabu Raijua mengalami pertumbuhan tertinggi, mencapai 24.8%, dengan pengeluaran sebesar Rp481.157.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa Kab. Konawe | 2024)
Kota Kupang
Kota Kupang menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan yang tetap tertinggi di NTT, meskipun mengalami sedikit penurunan turun 2.2% menjadi Rp792.892. Namun, pengeluaran total masyarakat untuk makanan dan non makanan mencapai Rp1.430.795, pertumbuhan 3.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat Kota Kupang untuk pengeluaran total tetap yang tertinggi di NTT. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Kupang masih menjadi pusat ekonomi dengan pengeluaran masyarakat yang paling tinggi di provinsi tersebut.
Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat mengalami pertumbuhan yang stabil dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 2.7%, mencapai Rp498.135. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan meningkat tipis sebesar 2.8% menjadi Rp555.633. Secara keseluruhan, pengeluaran masyarakat Manggarai Barat tumbuh sebesar 2.7%, dengan total pengeluaran mencapai Rp1.053.768. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa perekonomian Manggarai Barat mengalami perkembangan yang positif, meskipun tidak signifikan.
Kabupaten Sabu Raijua
Kabupaten Sabu Raijua menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, dengan peningkatan sebesar 24.8% menjadi Rp481.157. Hal ini juga didukung oleh pertumbuhan pengeluaran untuk makanan sebesar 15.9%, dengan nilai mencapai Rp637.594. Secara keseluruhan, pengeluaran masyarakat Sabu Raijua melonjak sebesar 19.6% menjadi Rp1.118.751, menempatkannya di urutan kedua tertinggi di NTT. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sabu Raijua.
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yaitu sebesar 19.1%, mencapai Rp642.489. Namun, pengeluaran bukan makanan hanya tumbuh sebesar 6.1% menjadi Rp465.209. Secara keseluruhan, pengeluaran masyarakat Sumba Timur tumbuh sebesar 13.3% menjadi Rp1.107.698. Peningkatan ini menunjukkan bahwa masyarakat Sumba Timur lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, terutama makanan, dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.