Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Musi Rawas menunjukkan perkembangan yang dinamis pada tahun 2024. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp187.139 per kapita per bulan, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 24,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup besar dalam alokasi anggaran rumah tangga untuk kebutuhan selain makanan.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat, alokasi untuk aneka barang dan jasa ini mencerminkan prioritas konsumsi yang beragam. Masyarakat tidak hanya fokus pada kebutuhan dasar seperti makanan, tetapi juga mengalokasikan dana untuk kebutuhan lain seperti kecantikan, perawatan, rokok, dan sabun mandi. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi tercatat sebesar Rp158.120, sementara untuk rokok dan tembakau mencapai Rp128.185, menunjukkan proporsi yang cukup besar dari total pengeluaran.
(Baca: Populasi Kerbau Periode 2013-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Musi Rawas mengalami fluktuasi. Pada periode 2018-2020, terjadi penurunan dari Rp120.895 menjadi Rp118.687. Namun, sejak 2021, pengeluaran mulai menunjukkan peningkatan, mencapai titik tertinggi pada 2024. Pertumbuhan ini mengindikasikan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, dengan semakin meningkatnya kesadaran akan kebutuhan non-primer.
Dalam perbandingan regional, Kabupaten Musi Rawas berada di peringkat 10 dari 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa pada tahun 2024. Peringkat ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Musi Rawas untuk barang dan jasa non-makanan masih perlu ditingkatkan dibandingkan dengan wilayah lain di provinsi tersebut. Kota Palembang memimpin dengan pengeluaran tertinggi, diikuti oleh Kabupaten Banyuasin dan Kota Lubuk Linggau.
Beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Selatan menunjukkan perbedaan signifikan dalam pengeluaran untuk aneka barang dan jasa. Kota Palembang mencatatkan pengeluaran sebesar Rp357.048 dengan pertumbuhan 8%, menempati peringkat pertama di provinsi. Kabupaten Banyuasin mencatatkan pengeluaran Rp223.788 dengan pertumbuhan 5.9%. Sementara itu, Kota Lubuk Linggau mencatatkan pengeluaran Rp216.356, namun mengalami penurunan sebesar 11%. Perbandingan ini memberikan gambaran mengenai variasi pola konsumsi dan prioritas pengeluaran di berbagai wilayah Sumatera Selatan.
Data dari BPS juga menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Palembang mencapai Rp861.308 pada tahun 2024, tumbuh 10.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Kota Palembang di peringkat pertama se-Sumatera Selatan. Di sisi lain, Kabupaten Musi Banyuasin mencatatkan pengeluaran Rp629.974 dengan pertumbuhan yang sangat tinggi mencapai 23.5% dan menempati posisi kedua. Sementara itu, Kabupaten Ogan Komering Ulu mengalami penurunan 3.7% dengan pengeluaran Rp524.026.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kab. Paniai | 2024)
Kota Palembang
Kota Palembang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp815.005 pada tahun 2024. Angka ini tumbuh sebesar 11.9% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan peningkatan konsumsi makanan di wilayah tersebut. Dengan pertumbuhan ini, Kota Palembang menduduki peringkat pertama dalam hal pengeluaran untuk makanan di antara kabupaten/kota lainnya di Sumatera Selatan, mencerminkan tingginya aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat di ibu kota provinsi tersebut.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan performa yang kuat dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp772.408 pada tahun 2024. Pertumbuhan sebesar 25.1% dibandingkan tahun sebelumnya menempatkan Musi Banyuasin pada peringkat kedua di Sumatera Selatan. Peningkatan ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat yang signifikan di wilayah tersebut.
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp753.848 pada tahun 2024. Dengan pertumbuhan 22.8%, Lahat menempati peringkat keempat di Sumatera Selatan. Peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi makanan di Kabupaten Lahat, mencerminkan stabilitas ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Kabupaten Banyuasin
Kabupaten Banyuasin menunjukkan kinerja solid dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp772.269 pada tahun 2024. Pertumbuhan sebesar 8.1% dibandingkan tahun sebelumnya menempatkan Banyuasin pada peringkat ketiga di Sumatera Selatan. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan ekonomi dan konsumsi yang berkelanjutan di wilayah tersebut.