Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Seram Bagian Timur pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 50.876 per kapita/bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 4,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan pengeluaran pada tahun 2020 yang hanya sebesar Rp 33.169 per kapita/bulan. Data ini dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sulawesi Tengah 2015 - 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa sebesar Rp 175.827, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya menyumbang sekitar 29 persen. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp 98.721, dan rokok serta tembakau sebesar Rp 72.030. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi anggaran untuk perawatan kulit masih relatif kecil dibandingkan kebutuhan dasar lainnya.
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Seram Bagian Timur mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 sempat terjadi penurunan signifikan sebesar 36,8 persen, namun kemudian melonjak tajam sebesar 69,3 persen pada tahun 2022 menjadi Rp 74.711 per kapita/bulan, angka ini menjadi pengeluaran tertinggi. Namun setelah itu, pengeluaran kembali mengalami penurunan.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Maluku, Kabupaten Seram Bagian Timur berada di peringkat ke-11 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024. Kota Ambon menduduki peringkat pertama dengan pengeluaran sebesar Rp 102.707, diikuti oleh Kabupaten Maluku Barat Daya dengan Rp 70.554. Di tingkat nasional, Kabupaten Seram Bagian Timur berada di peringkat ke-281.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kota Jakarta Pusat | 2024)
Berdasarkan data BPS, Kota Ambon mencatatkan pengeluaran perawatan kulit tertinggi di Maluku, yaitu Rp 102.707 dengan penurunan sebesar 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Maluku Barat Daya mengalami kenaikan signifikan sebesar 7,2 persen dengan nilai Rp 70.554. Kabupaten Seram Bagian Barat menunjukkan pertumbuhan tertinggi, yaitu 27 persen mencapai Rp 67.644, namun menduduki peringkat ketiga. Sementara itu, Kabupaten Kepulauan Aru mencatatkan pengeluaran Rp 62.467 dengan pertumbuhan sedikit 1,9 persen.
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Ambon menunjukkan nilai tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Maluku dengan angka Rp 996.551, berdasarkan data BPS. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 11,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sekaligus menempatkan Kota Ambon pada peringkat pertama untuk pengeluaran bukan makanan di provinsi Maluku. Pertumbuhan ini mengindikasikan peningkatan konsumsi masyarakat Kota Ambon terhadap barang dan jasa non-primer, yang bisa jadi dipicu oleh peningkatan pendapatan atau perubahan gaya hidup.
Kota Ambon
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Ambon juga menempati urutan pertama di Provinsi Maluku dengan nilai Rp 770.218, berdasarkan data BPS. Angka ini tumbuh 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pangan. Dengan demikian, Kota Ambon menunjukkan performa ekonomi yang solid di Maluku, ditandai dengan peningkatan pengeluaran baik untuk sektor makanan maupun non-makanan.
Kota Tual
Kota Tual menempati posisi kedua dalam hal rata-rata pengeluaran per kapita sebulan baik untuk makanan maupun bukan makanan di Provinsi Maluku, menurut data BPS. Pengeluaran untuk bukan makanan tercatat sebesar Rp 602.421, tumbuh signifikan sebesar 18,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pengeluaran untuk makanan di Kota Tual hanya tumbuh 26,4 persen menjadi Rp 646.559, menunjukan adanya pergeseran prioritas konsumsi masyarakat ke arah pemenuhan kebutuhan non-primer.
Kabupaten Buru
Kabupaten Buru mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp 558.129, berdasarkan data BPS, menunjukkan sedikit penurunan sebesar 0,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan tumbuh signifikan sebesar 24 persen menjadi Rp 657.161, menunjukkan prioritas konsumsi masyarakat Kabupaten Buru masih terfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan dibandingkan kebutuhan non-primer.
Kabupaten Maluku Tengah
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kabupaten Maluku Tengah tercatat sebesar Rp 545.981, menurut data BPS, tumbuh 8,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya, pengeluaran untuk makanan hanya tumbuh 3,4 persen menjadi Rp 628.997, menunjukkan masyarakat Kabupaten Maluku Tengah cenderung meningkatkan alokasi dana untuk kebutuhan non-primer.